Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Ini Pembahasan Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Belanda

Retno Marsudi menyinggung pada Menlu Belanda kebijakan Uni Eropa yang dinilai merugikan Indonesia, di antaranya soal kelapa sawit.

1 Februari 2024 | 09.00 WIB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memberikan keterangan pers Kilas Balik Diplomasi Indonesia 2023 di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Kamis 4 Januari 2024. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memberikan keterangan pers Kilas Balik Diplomasi Indonesia 2023 di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Kamis 4 Januari 2024. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Belanda Hanke Bruins Slot. Belanda adalah salah satu mitra penting Indonesia di Eropa dan mitra dagang terbesar pertama dari Eropa serta mitra investasi yang pertama terbesar di Eropa. Hal yang sama juga berlaku di bidang pariwisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan pada Rabu, 31 Januari 2024 menjelaskan menteri luar negeri Retno dalam pertemuan itu menekankan agar Plan of Action atau Rencana Aksi untuk 2024-2025 yang ditandatangani bersama Hanke pada Oktober 2023 di Jakarta, dapat dijalankan. Prioritas kerja sama bilateral Indonesia-Belanda, antara lain transisi energi, industri digital, dan pengembalian barang-barang bersejarah Indonesia.

Penting pula bagi kedua negara untuk terus bekerja sama dalam memperkuat produksi kelapa sawit yang berkelanjutan. Saat ini, sekitar 14 persen dari total ekspor Indonesia ke Belanda adalah berupa kelapa sawit.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Hanke menyampaikan komitmen untuk bekerja sama di dalam konteks pembangunan ibu kota baru terutama terkait dengan perairan dan sustainable city. Belanda siap mendukung Indonesia untuk menjadi anggota OECD.

Hal lain yang sampai Retno adalah mengenai ASEAN-EU, di mana kedua menteri akan hadir di dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN-EU di Brussel pada 1-2 Februari 2024. Uni Eropa adalah salah satu mitra penting ASEAN dan ASEAN, dengan penduduk lebih dari 650 juta, memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan kerja sama dengan Uni Eropa.


Indonesia sejak 2016 sampai berita ini diturunkan, sedang bernegosiasi dengan Uni Eropa terkait CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement). Indonesia mengharapkan prinsip saling menguntungkan menjadi pedoman di dalam negosiasi. Ada beberapa kebijakan Uni Eropa yang dinilai merugikan Indonesia, di antaranya soal kelapa sawit dan EUDR. Indonesia berharap Belanda akan dapat terus memberikan dukungan terhadap negosiasi Indonesia-EU CEPA ini.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus