Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengadopsi konsep penggunaan energi nuklir sebagai pilihan terakhir berbeda dengan Jepang dan Korea Selatan. Namun para insinyur lokal harus tetap belajar pengembangan ilmu energi nuklir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Keselamatan dalam penggunaan energi nuklir saat ini telah dikembangkan dengan baik oleh para insinyur Korea Selatan dan Jepang sehingga para insinyur Indonesia bisa mencontoh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ada standar keamanan yang bisa kita pelajari, meski kita tidak mengembangkan nuklir sebagai sumber energi. Kita bisa belajar dari Jepang dan Korea Selatan, yang budayanya masih budaya Asia tetapi modernisasinya unggul,” kata Siswo Pramono, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri, Senin, 19 Maret 2018.
Kapal selam Scorpene AM-2000 menggunakan AIP yang dikembangkan oleh Prancis, yaitu MESMA (Module d'Energie Sous-Marine Autonome). MESMA dasarnya adalah versi modifikasi dari sistem propulsi nuklir Prancis, yang menggunakan campuran ethanol dan oksigen cair bertekanan tinggi, bukan bahan radioaktif. Sistem ini memanfaatkan uap bahan bakar untuk menggerakan turbin, sehingga menghasilkan daya listrik. Dengan AIP, kapal selam dapat menyelam selam tiga minggu. Penggunaan AIP menyebabkan panjang Scorpene bertambah 8,3 m. REUTERS/Stephane Mahe
Siswo menceritakan pada era Kekaisaran Meiji, pemerintah Jepang melakukan restorasi dengan cita-cita menjadi negara yang tetap mempertahankan budaya Asia tetapi melakukan modernisasi. Korea Selatan juga mengadopsi konsep modernisasi ala Asia ini. ni artinya, terjadi keseimbangan antara pengembangan budaya dan pengembangan modernisasi sehingga ini sejalan dengan cita-cita Indonesia.
“Teknologi itu bisa menjadi aman kalau sesuai dengan standar budaya kita,” kata Siswo, kepada Tempo.
Masyarakat Korea Selatan selama ini merasa cukup aman menggunakan energi nuklir untuk listrik meski pun di negara itu juga terdapat ancaman gempa bumi, yang juga dialami Jepang. Dua negara ini bisa menjadi contoh walau Indonesia tidak akan membangun reaktor nuklir sebagai sumber listrik meski dalam skala sedang.