Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuding Israel sebagai dalang gangguan jaringan listrik di situs pengayaan uraniumnya, Natanz. Oleh karenanya, Zarif bersumpah akan membalas tindakan Israel tersebut walau belum terbukti. Di sisi lain, Zarif menegaskan kembali bahwa insiden di Natanz tidak akan menghentikan negosiasi Iran terkait perjanjian nuklir JCPOA.
Menurut laporan Al Jazeera, pernyataan itu disampaikan Javad Zarif dalam pertemuan dengan Parlemen Iran. Kala itu, Zarif menduga bahwa Israel berupaya menyabotasi situs pengayaan uranium Natanz dengan harapan bisa mengganggu upaya Iran untuk kembali ke perjanjian nuklir.
"Sekarang mereka berpikir target itu sudah tercapai. Mereka bakal mendapat jawaban sesungguhnya yaitu pengembangan nuklir yang berlanjut," ujar Zarif, dikutip dari Al Jazeera, Senin, 12 April 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, situs pengayaan uranium Natanz mengalami gangguan energi selama beberapa jam pada Ahad kemarin. Padahal, saat itu, Iran baru saja mengaktifkan mesin sentrifugal atau pengaya uranium baru yang diperkenalkan di hari Sabtu.
Gangguan energi listrik tersebut tidak menimbulkan korban atau kebocoran terhadap fasilitas nuklir yang berada di provinsi Ishafan itu. Walau begitu, investigasi dilakukan untuk menemukan penyebab sesungguhnya.
Mohammad Javad Zarif melepaskan jabatan sebagai Menteri Luar Negeri Iran, Senin, 25 Februari 2019. Sumber: Tehran Times
Zarif melanjutkan, Natanz pun akan mengalami pengembangan lebih lanjut ke depannya. Hal itu tidak hanya ekspansi fasilitas, tetapi penambahan mesin pengaya uranium baru yang diklaim memiliki kapasitas 50 kali lipat dari mesin sentrifugal generasi pertama.
"Jika dipikir masalah kemarin bakal membuat daya tawar Iran melemah, sebaliknya ini malah akan membuat daya tawar kita menguat," ujar Zarif sesumbar.
Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi, menyatakan situasi di Natanz sudah terkendali. Jaringan listrik cadangan pun sudah diberlakukan untuk situasi terburuk.
"Pengayaan uranium di Natanz tidak berhenti, tetapi terus berlanjut. Namun, ada beberapa mesin lama yang statusnya perlu kami evaluasi lagi sekarang," ujar Salehi.
Sebagai tambahan, sejumlah sumber menyatakan bahwa terduga dalang insiden di Natanz sudah terendus. Perburuan telah dilakukan untuk menangkap figur terkait. Di saat bersamaan, komunikasi dengan PBB dilakukan untuk meminta langkah legal terhadap pelaku sabotase Natanz.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Per berita ini ditulis, Israel belum memberikan pembelaannya terkait situasi di situs pengayaan nuklir milik Iran.
Baca juga: Ada Insiden di Fasilitas Nuklir Natanz Setelah Iran Luncurkan Sentrifugal Baru
ISTMAN MP | AL JAZEERA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini