Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Palestina mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan sidang darurat untuk membahas operasi militer Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada Sabtu, 8 Juni 2024. Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas telah menginstruksikan utusan Palestina di PBB untuk menyampaikan permintaan itu kepada Dewan Keamanan.
Abbas “terlibat dalam upaya diplomatik intensif dengan para pemangku kepentingan negara-negara Arab dan internasional” untuk mengadakan sidang tersebut, kantor berita Palestina WAFA melaporkan pada Sabtu.
Presiden itu menekankan perlunya intervensi internasional yang mendesak untuk “menghentikan bencana kemanusiaan” yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, kata WAFA.
Israel terus “mengeksploitasi sikap diam internasional dan dukungan Amerika Serikat guna melakukan kejahatan yang melanggar semua resolusi legitimasi internasional dan hukum internasional”, kata Abbas seperti dikutip oleh WAFA.
Pernyataan Abbas muncul setelah operasi militer besar-besaran dan serangan mendadak pasukan Israel ke kamp pengungsi Nuseirat dan Gaza tengah, yang menyebabkan sedikitnya 210 orang tewas dan lebih dari 400 lainnya terluka. Serangan tersebut merupakan salah satu yang paling mematikan selama agresi Israel di Gaza yang telah berlangsung selama delapan bulan.
Menurut para saksi, kendaraan militer Israel tiba-tiba maju ke wilayah timur dan barat laut kamp Nuseirat, bersamaan dengan pengeboman artileri berat yang menargetkan sebagian besar wilayah kamp. Paramedis dan warga Gaza mengatakan serangan itu menelan banyak korban jiwa, dan menyebabkan bagian tubuh laki-laki, perempuan dan anak-anak berserakan di sekitar pasar dan masjid.
Bersamaan dengan serangan tersebut, pasukan Israel juga menjalankan operasi penyelamatan empat orang warga negara mereka yang disandera Hamas sejak 7 Oktober 2023.
Belum jelas apakah penyelamatan sandera dan serangan udara Israel merupakan bagian dari operasi yang sama, namun keduanya terjadi di al-Nuseirat di Gaza. Al-Nuseirat merupakan sebuah wilayah padat penduduk dan sering menjadi sasaran konflik dalam pertempuran antara Israel dan Hamas.
Operasi itu terjadi di pusat lingkungan perumahan di Nuseirat, tempat Hamas menahan para sandera di dua blok apartemen terpisah, kata juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari. Ia berkata pasukan Israel mendapat serangan hebat selama operasi tersebut dan membalasnya dengan tembakan “dari udara dan dari jalan”.
“Kami mengetahui kurang dari 100 orang (Palestina) yang menjadi korban. Saya tidak tahu berapa banyak dari mereka yang merupakan teroris,” katanya kepada wartawan. Seorang komandan pasukan khusus Israel tewas dalam operasi tersebut, menurut pernyataan polisi.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan pada Sabtu bahwa pasukan Israel menewaskan beberapa sandera dalam operasi tersebut.
Abu Ubaida, juru bicara Brigade al-Qassam, mengatakan dalam sebuah pernyataan di saluran Telegram bahwa Israel “dengan melakukan pembantaian yang mengerikan, mampu membebaskan beberapa sandera, namun membunuh beberapa lainnya selama operasi tersebut.”
“Operasi hari Sabtu akan menimbulkan bahaya besar bagi sandera musuh dan akan berdampak negatif terhadap kondisi dan kehidupan mereka,” tambah Abu Ubaida.
WAFA | REUTERS
Pilihan editor: Malaysia Bakar Rumah dan Usir Ratusan Suku Bajo yang Jadi Inspirasi Film Avatar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini