Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pejuang Palestina Hamas mengatakan serangan udara Israel menewaskan pemimpinnya, Fateh Sharif, di Lebanon di Kota Tirus pada Senin 30 September 2024. Sementara organisasi Palestina lainnya mengatakan tiga pemimpinnya tewas dalam serangan di Beirut tengah – yang merupakan serangan pertama di Beirut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembunuhan tersebut adalah yang terbaru dalam gelombang serangan intensif Israel selama dua minggu terhadap sasaran-sasaran pro-Palestina di Lebanon, bagian dari konflik yang kini juga membentang dari wilayah Palestina di Gaza dan Tepi Barat, hingga Yaman, dan di Israel sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hamas menyatakan bahwa Israel telah membunuh komandannya di Lebanon dalam serangan udara yang menghantam rumahnya di kamp pengungsi El-Buss, Lebanon selatan.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyampaikan, “Kami berduka atas kesyahidan Fateh Sharif, komandan Hamas di Lebanon dan anggota kepemimpinan gerakan di luar negeri.”
Sharif, bersama istrinya Umayya Ibrahim Abdel Hamid, putranya Amin, dan putrinya Wafa, tewas dalam serangan udara pada Senin pagi, menurut pernyataan tersebut.
Sebelumnya, kantor berita resmi Lebanon melaporkan bahwa pesawat Israel menargetkan kamp El-Buss di dekat Kota Tyre untuk pertama kalinya.
Pasukan Israel melancarkan serangan udara Senin pagi di area Kola, Beirut, menandai serangan pertama di dalam ibu kota Lebanon sejak konflik dengan Hizbullah dimulai pada Oktober tahun lalu.
drone Israel menargetkan apartemen di lantai lima sebuah gedung di jalan yang menghubungkan Beirut dengan Bandara Internasional Rafik Hariri.
Serangan tersebut memicu kebakaran di apartemen, yang kemudian berhasil dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran.
Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) kemudian memastikan serangan itu menewaskan tiga pemimpin mereka: Mohammed Abdel Aal, anggota biro politik dan kepala divisi militer serta keamanan; Imad Ouda, komandan militer di Lebanon; dan Abdel Rahman Abdel Aal, yang posisinya tidak diungkapkan.
Menurut surat kabar harian Israel Hayom, tentara Israel mengatakan telah melakukan serangan di Beirut dan menghantam target Hizbullah di Lembah Bekaa, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Selain serangan di Beirut, pesawat tempur Israel kembali melancarkan serangan pada Senin pagi di benteng pertahanan Hizbullah di Beirut selatan, Lebanon selatan, dan wilayah Bekaa, menurut laporan Anadolu.
Jet-jet tempur Israel juga mengebom pusat Kesehatan Islam di kota Sohmor, Bekaa, dan ambulans segera tiba untuk mengevakuasi korban yang terluka, menurut laporan NNA.
Pada malam hari, pesawat tempur Israel menghantam kota Ebba dan area antara Zebdine dan Choukine di Lebanon selatan.
Serangan udara ini bertepatan dengan kedatangan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot di Beirut pada Minggu malam untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat Lebanon.
Minggu malam, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan udara Israel di distrik selatan Tyre dan Bint Jbeil menewaskan 21 orang dan melukai 125 lainnya.
Sejak 23 September, Israel telah meluncurkan serangan terluas dan paling intens terhadap Lebanon sejak bentrokan dengan Hizbullah dimulai hampir setahun yang lalu.
Serangan-serangan ini telah menewaskan sedikitnya 916 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dan melukai 2.709 lainnya, menurut data otoritas Lebanon.
Kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas meningkat setelah Israel membunuh beberapa pemimpin Hizbullah, terutama Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah.
Nasrallah tewas dalam serangan udara Jumat malam, di mana Israel dilaporkan menjatuhkan 85 ton bom di target di lingkungan Haret Hreik, benteng Hizbullah di Beirut selatan.
Kelompok Hizbullah Lebanon dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat memperburuk konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.
Sejak dimulainya perang Israel terhadap Gaza dan bentrokan dengan Hibullah sejak Oktober tahun lalu, militer Israel telah membunuh beberapa pejabat dan pejuang Hamas, termasuk anggota sayap militernya, Brigade Al-Qassam, di Lebanon.
Pembunuhan besar lainnya di Lebanon termasuk wakil ketua biro politik Hamas, Saleh al-Arouri, pada bulan Januari, dan pemimpin Hizbullah, Fouad Shukr, pada Juli lalu.
ANADOLU | CNA