Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengatakan sedang menyelidiki penyebab kebakaran di kamp pengungsi di Rafah, Gaza selatan yang terjadi pada Ahad lalu. Kebakaran terjadi setelah militer Israel melancarkan serangan udara di sana dan menewaskan sedikitnya 45 orang warga sipil.
Menurut tentara Israel, ada kemungkinan kebakaran tersebut disebabkan oleh amunisi yang disimpan di dekat lokasi serangan. Kepala juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan masih belum jelas apa yang memicu kebakaran tersebut, namun 17 kilogram amunisi yang mereka gunakan untuk mengebom kamp pengungsi diyakini terlalu kecil untuk memicu kobaran api sebesar itu.
“Kami melihat segala kemungkinan, termasuk opsi bahwa senjata yang disimpan di kompleks dekat target kami yang tidak kami ketahui mungkin telah terbakar akibat serangan tersebut,” katanya dalam siaran televisi pada Selasa, 28 Mei 2024 seraya menambahkan bahwa rekaman kejadian menunjukkan ada ledakan sekunder setelah serangan itu.
Serangan udara itu dilakukan Israel hanya beberapa hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkannya untuk menghentikan operasi militer di Rafah. Langkah tersebut telah memicu kemarahan internasional dan memperdalam isolasi global yang dialami Israel atas kampanye militernya di Gaza.
Hagari mengatakan serangan tersebut menargetkan dua pejabat senior Hamas yang berada di sebuah kompleks tanpa warga sipil di sekitarnya, namun “karena keadaan yang tidak terduga, kebakaran terjadi secara tragis dan merenggut nyawa warga Gaza di dekatnya.”
Ia mengatakan, sejumlah langkah telah diambil militer Israel sebelum melancarkan serangan itu untuk menghindari jatuhnya korban sipil.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun mengakui kesalahan militer dalam serangan tersebut. “Di Rafah, kami telah mengevakuasi sekitar satu juta warga non-kombatan, dan meskipun kami berupaya semaksimal mungkin untuk tidak menyakiti warga non-kombatan, sayangnya operasi itu tidak berjalan dengan baik,” katanya dalam sebuah pidato di parlemen.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan dari sedikitnya 45 orang warga yang tewas akibat serangan tersebut, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, sementara 250 orang lainnya terluka.
Media setempat melaporkan anak-anak hingga orang dewasa dibakar hidup-hidup. Video yang beredar di media sosial menunjukkan api berkobar dalam keadaan gelap dan orang-orang berteriak panik.
REUTERS
Pilihan editor: Suhu di Pakistan Tembus 52 Derajat Celsius akibat Gelombang Panas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini