Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Israel Peringatkan 4 Negara Eropa karena Akan Akui Negara Palestina

Israel mengatakan kepada empat negara Eropa bahwa rencana untuk berupaya mencapai pengakuan negara Palestina merupakan hadiah bagi teroris

25 Maret 2024 | 18.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Israel memperingatkan empat negara Eropa pada Senin 25 Maret 2024 bahwa rencana mereka untuk berupaya mencapai pengakuan negara Palestina merupakan “hadiah bagi terorisme” yang akan mengurangi kemungkinan negosiasi penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Spanyol mengatakan pada Jumat bahwa, atas nama perdamaian Timur Tengah, pihaknya telah sepakat dengan Irlandia, Malta dan Slovenia untuk mengambil langkah pertama menuju pengakuan kenegaraan yang dideklarasikan oleh Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan di Jalur Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaza telah lama berada di bawah kekuasaan kelompok Islam Hamas, yang menolak perdamaian dengan Israel dan menyerangnya pada 7 Oktober. Sebagai balasan, Israel melakukan genosida di Gaza yang menewaskan lebih dari 32 ribu warga Palestina selama 169 hari terakhir. Serangan ini juga memicu kekerasan di Tepi Barat, tempat Israel memiliki pemukiman Yahudi yang luas.

“Pengakuan atas negara Palestina setelah pembantaian 7 Oktober mengirimkan pesan kepada Hamas dan organisasi teroris Palestina lainnya bahwa serangan teror yang mematikan terhadap warga Israel akan dibalas dengan isyarat politik terhadap Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz pada X.

“Resolusi konflik hanya akan mungkin terjadi melalui negosiasi langsung antar pihak. Setiap keterlibatan dalam pengakuan negara Palestina hanya akan menjauhkan pencapaian resolusi dan meningkatkan ketidakstabilan regional.”

Dia tidak merinci resolusi seperti apa yang ada dalam pikirannya. Israel, yang pemerintahan koalisinya mencakup kelompok sayap kanan pro-pemukiman, telah lama mengesampingkan negara Palestina. Hal ini menyebabkan mereka berselisih dengan negara-negara Barat yang mendukung tujuan mereka mengalahkan Hamas namun menginginkan cetak biru diplomasi pasca-perang.

Sebagian besar negara dunia, termasuk Indonesia, terus mendorong solusi dua negara, yakni keberadaan Palestina sebagai negara berdaulat yang berdampingan dengan Israel. Akan ada dua negara bagian di antara Sungai Yordan dan Laut Mediterania.

Namun opsi ini masih ditolak oleh Tel Aviv. Menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Palestina tidak boleh menjadi negara yang merdeka seutuhnya dan hanya dapat berdiri dengan batasan-batasan tertentu.

Pendudukan Israel adalah isu utama yang menghalangi warga Palestina untuk membentuk negara mereka sendiri. Israel mengambil kendali atas wilayah Palestina, Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur, pada 1967 dan sejak itu warga Palestina hidup di bawah kekuasaan militer.

Upaya-upaya perdamaian yang dimediasi secara internasional sejak 1990-an dan seterusnya telah gagal dan akhirnya mengubah status quo.

Sekalipun pendudukan berakhir, hanya ada sedikit lahan yang bisa dijadikan tempat bagi warga Palestina untuk membangun negara. Gerakan pemukiman Israel di wilayah Palestina, yang dianggap ilegal oleh dunia internasional, kini dihuni sekitar 700.000 orang.

Bahkan jika Israel ditekan untuk mengakhiri kekuasaan militernya, masyarakat Palestina sendiri masih terpecah belah, dengan kelompok-kelompok seperti Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang diakui secara internasional mendukung Solusi Dua Negara, sementara gerakan Islam Hamas berupaya menghancurkan Israel.

Pada 2009, Netanyahu mengatakan bahwa "negara Palestina" secara teori bisa berdiri berdampingan dengan Israel, namun persyaratannya sangat ketat sehingga tidak dapat dianggap sebagai negara berdaulat, tanpa militer atau kendali atas wilayah udaranya sendiri.

Pada 2017, ia mengatakan Palestina bisa saja mengalami "negara minus". Politisi Israel itu kemudian berbicara tentang mempertahankan "kendali keamanan" atas seluruh wilayah, yang dianggap oleh orang Palestina hanyalah kedok mempertahankan kekuasaan.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus