Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Yulia Navalnaya, istri tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny, mengatakan pada Jumat bahwa dia tidak yakin apakah bisa mempercayai laporan tentang kematian suaminya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Navalnaya mengungkapkan keraguannya dalam Konferensi Keamanan Munich di Jerman, dengan mengatakan semua informasi tentang kematian suaminya hanya berasal dari sumber negara Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saya tidak tahu apakah harus mempercayai berita buruk yang kami dapatkan hanya dari sumber-sumber negara,” katanya.
Jika informasi tersebut benar, dia akan meminta pertanggungjawaban Presiden Rusia Vladimir Putin, teman-temannya, dan pemerintah, kata Navalnaya.
“Saya ingin Putin tahu bahwa dia, seluruh lingkungannya, teman-temannya, pemerintahannya akan memikul tanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan terhadap negara kita, terhadap keluarga dan suami saya,” katanya.
Dia meminta komunitas global untuk bersatu dan mendukung tuntutannya.
Lembaga pemasyarakatan Rusia mengatakan pada Jumat bahwa tokoh oposisi Alexei Navalny, 47 tahun, meninggal di penjara saat menjalani hukumannya.
Badan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Navalny kehilangan kesadaran setelah berjalan-jalan di Distrik Otonomi Yamalo-Nenets Arktik, tempat koloni itu berada.
Pihak berwenang Rusia melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui fakta seputar kematian Navalny.
Navalny ditangkap pada Januari 2021 setelah dirawat karena keracunan di rumah sakit Jerman. Negara-negara Barat dan Navalny sendiri menyalahkan Rusia atas keracunan tersebut, sebuah klaim yang dibantah oleh Kremlin.
Pada Agustus, dia dijatuhi hukuman 19 tahun penjara karena ekstremisme dan kejahatan lainnya. Dia sudah menjalani hukuman penjara 11 tahun lima bulan karena penipuan.
Pilihan Editor: Sekjen PBB Desak Penyelidikan Transparan atas Kematian Navalny
ANADOLU