Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Amerika Serikat Tolak Jeda Kemanusiaan di Gaza

Amerika Serikat memveto resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan jeda kemanusiaan untuk mengirim bantuan ke Gaza, Palestina.

22 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMERINTAH Amerika Serikat memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan jeda kemanusiaan untuk mengirim bantuan ke penduduk di Gaza, Palestina, dalam sidang di New York, Amerika, Rabu, 18 Oktober lalu. Dalam pemungutan suara di Dewan, 12 negara lain menyetujui resolusi dan dua negara abstain, yakni Rusia dan Inggris. Dalam siaran pers PBB, Duta Besar Amerika untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menjelaskan, veto dilakukan karena “resolusi ini tidak menyebut hak membela diri Israel” terhadap serangan bersenjata sesuai dengan Piagam PBB. Veto ini membuat Dewan Keamanan gagal melakukan intervensi pertamanya terhadap krisis di Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffiths, melaporkan kepada Dewan Keamanan tentang perlunya penyaluran secara aman bantuan kemanusiaan segera ke Gaza. “Artinya, PBB dan mitra kemanusiaan harus mampu memberikan bantuan kepada warga sipil yang membutuhkan di seluruh Gaza, tanpa hambatan, di tempat-tempat yang mereka pilih, di tempat-tempat yang mereka anggap aman, dan di mana kita dapat berupaya menjamin keselamatan tersebut,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak serangan Hamas ke Israel pada Sabtu, 7 Oktober lalu, dan dibalas Israel dengan membombardir Gaza, wilayah yang dikuasai Hamas, serangan tak juga berhenti. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mencatat 471 orang, termasuk anak-anak, tenaga kesehatan, dan pengungsi lokal, terbunuh dalam ledakan di Rumah Sakit Al-Ahli Arab di Kota Gaza pada Selasa, 17 Oktober lalu. Kejadian ini membuat total korban tewas di Gaza mencapai 3.478 orang hingga Rabu, 18 Oktober, termasuk sedikitnya 853 anak-anak. Jumlah penduduk yang mengungsi di sana diperkirakan sekitar 1 juta orang, termasuk 353 ribu yang tinggal di sekolah-sekolah PBB.

Hingga Jumat, 20 Oktober lalu, perlintasan Rafah, pintu masuk ke Gaza dari Mesir, masih tertutup. Pintu perbatasan lain juga tertutup. Sebanyak 20 truk bantuan kemanusiaan PBB masih menunggu di dekat pintu perbatasan Rafah.

“Truk-truk ini bukan sekadar truk. Mereka adalah penyelamat. Mereka adalah penentu antara hidup dan mati bagi banyak orang di Gaza,” ujar Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, seperti dikutip AFP, saat mengunjungi perlintasan Rafah. “Melihat (truk bantuan) terjebak di sini membuat saya menjadi sangat jelas. Apa yang kita butuhkan adalah membuat mereka bergerak ke sisi lain tembok ini secepat mungkin dan sebanyak mungkin.”


Cina

Pemerintah Bantah Tingkatkan Hulu Ledak Nuklir

Kendaraan militer Cina membawa rudal balistik di Gerbang Tiananmen, Beijing, Cina, September 2015. Reuters/Andy Wong

PEMERINTAH Cina membantah laporan Amerika Serikat yang menyatakan negerinya meningkatkan jumlah hulu ledak nuklirnya. “Laporan Amerika ini, seperti laporan-laporan sebelumnya, tidak berdasarkan fakta dan bias. Mereka menyebut Cina sebagai ancaman hanya untuk mencari alasan yang tepat bagi Amerika buat mempertahankan hegemoni militernya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning, dalam konferensi pers pada Jumat, 20 Oktober lalu.

Cina, tutur Mao Ning, berkomitmen kuat terhadap strategi nuklir yang defensif dan selalu menjaga kemampuan nuklirnya pada tingkat minimum yang disyaratkan oleh keamanan nasional. “Kami tidak mempunyai niat untuk terlibat dalam perlombaan senjata nuklir dengan negara mana pun,” ujarnya.

Departemen Pertahanan Amerika baru saja menerbitkan laporan tahunan untuk Kongres tentang perkembangan militer dan keamanan Cina. Laporan itu menekankan bahwa Cina sedang memperkuat kemampuan nuklirnya sepanjang 2022. Mereka memperkirakan Cina memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir aktif hingga Mei lalu dan akan mencapai seribu hulu ledak pada 2030. Amerika bahkan memperkirakan Cina mengembangkan sistem rudal antarbenua, yang memungkinkan Cina mengancam sasaran di daratan Amerika.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Kini meliput isu internasional. Sebelumnya menulis berbagai topik, termasuk politik, sains, dan seni. Pengasuh rubrik Pendapat dan kurator sastra di Koran Tempo serta co-founder Yayasan Mutimedia Sastra. Menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (Kemitraan Partnership, 2020). Lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus