Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kapal yang Mau Masuk Perairan Yaman harus Izin Kelompok Houthi

Kapal yang memasuki perairan Yaman harus dapat izin dari Houthi setelah kelompok itu meluncurkan drone dan rudal ke kapal internasional.

5 Maret 2024 | 21.30 WIB

Crane pelabuhan rusak oleh serangan udara di terminal pelabuhan Hodeidah, Yaman, Laut Merah, pada 16 November 2016.[REUTERS/Khaled Abdullah]
Perbesar
Crane pelabuhan rusak oleh serangan udara di terminal pelabuhan Hodeidah, Yaman, Laut Merah, pada 16 November 2016.[REUTERS/Khaled Abdullah]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Telekomunikasi Houthi Misfer Al-Numair pada Senin, 4 Maret 2024, mengumumkan kapal-kapal yang ingin memasuki perairan Yaman sebelumnya harus mendapatkan izin dari Otoritas Urusan Maritim yang dikuasai Houthi Yaman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo


 
“(Kami) siap membantu permintaan izin dan mengidentifikasi kapal-kapal milik Angkatan Laut Yaman, dan kami mengkonfirmasi hal ini karena mengkhawatirkan keselamatan mereka,” kata Al-Numair, seperti dilaporkan Al Masirah TV, outlet berita televisi milik Houthi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


 
Navigasi di wilayah perairan tersebut menjadi lebih sulit sejak kelompok Houthi berulang kali meluncurkan drone dan rudal ke kapal-kapal komersial internasional di Teluk Aden sejak pertengahan November 2023. Houthi mengatakan mereka melakukan itu sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina atas serangan Israel di Gaza.


 
Serangan yang terjadi hampir setiap hari ini, telah memaksa perusahaan-perusahaan beralih ke jalur yang lebih panjang dan mahal di sekitar Afrika bagian selatan. Kondisi ini, juga memicu kekhawatiran bahwa perang Israel di Gaza dapat mengganggu stabilitas kawasan Timur Tengah. Amerika Serikat dan Inggris telah mengebom sasaran-sasaran Houthi.


 

Wilayah perairan yang terdampak aturan baru Yaman mencapai separuh Selat Bab al-Mandab, muara sempit Laut Merah selebar 20km yang dilalui oleh sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia dalam perjalanannya menuju atau dari Terusan Suez.


 
Sebelum serangan Houthi, lebih dari seperempat kargo peti kemas global diangkut melalui Terusan Suez. Kargo tersebut termasuk pakaian jadi, peralatan rumah tangga, suku cadang mobil, bahan kimia dan produk pertanian seperti kopi.
 

HGC Global Communications yang berbasis di Hong Kong mengatakan pada Senin, 4 Maret 2024, setidaknya empat kabel komunikasi bawah air – Asia-Africa-Europe 1, Europe India Gateway, Seacom dan TGN-Gulf – telah rusak pekan lalu di Laut Merah, tanpa menyatakan penyebabnya.

 
 
Kerusakan tersebut diperkirakan berdampak pada 25 persen lalu lintas data yang mengalir di bawah Laut Merah. Kementerian Al-Numair pada Sabtu lalu menyalahkan serangan Amerika Serikat dan Inggris atas kerusakan kabel tersebut. Dalam insiden terbaru, badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris mengatakan pada Senin, 4 Maret 2024, pihaknya telah menerima laporan sebuah kapal rusak akibat dua ledakan pada sekitar 146km laut tenggara Aden. Untungnya, tidak ada korban jiwa dan kapal tersebut melanjutkan perjalanan ke pelabuhan berikutnya.


 


REUTERS

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Nabiila Azzahra

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menjadi reporter Tempo sejak 2023 dengan liputan isu internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus