Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JALAN raya di California biasanya padat dengan kendaraan. Pekan
lalu ia bagaikan kena wabah -- sepi sekali. Bagi negara-bagian
yang paling padat penduduknya (22 juta), keadaan itu luar biasa.
Peringatan Presiden Carter April lalu bahwa akan terdapat
kekurangan bahan bakar dalam waktu dekat kini menjadi kenyataan,
dan terutama menimpa California dengan jumlah 16 juta kenderaan
bermotor.
Perusahaan minyak di Amerika umumnya memang harus mengurangi
penjualan domestiknya. Pemerintahan Carter menggalakkan semboyan
"Bayar lebih banyak, pakai lebih sedikit." Tujuannya ialah
supaya lebih menghemat konsumsi minyak. Impor minyak-sekitar 50%
dari seluruh kebutuhan domestiknya -- sudah menjadi beban berat
bagi anggaran belanja Amerika yang defisitnya tinggi, dan sumber
inflasi.
Suplai minyak juga kian berkurang di dunia sejak revolusi Iran.
Produksi Iran kini masih jauh di bawah tingkat di masa Shah
masih berkuasa -- 6 juta barrel sehari. Banyak negara pengimpor
minyak menjadi terpukul karenanya. Dan OPEC sejak awal April
menaikkan harga pula. Pengaruhnya juga terasa di Indoncia,
walaupun produsen minyak, yang juga mengimpornya dengan harga
tinggi untuk keperluan domestik.
Semula Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir diharapkan sebagai
jawaban untuk mengatasi krisis enersi. Di Washington, Menteri
Enersi James Schlesinger mempertahankan supaya PLTN tetap
dibangun. Terserah mau pilih mana, demikian Schlesinger, PLTN
"atau tetap bergantung pada Iran." Tapi pendapat umum di
Amerika, bahkan juga di banyak negara lain, kehilangan
kepercayaan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir, terutama
sejak ada kebocoran di Three Mile Island, Harrisburg,
Pennsylvania (lihat: Lingkungan).
Antri Bensin
Kembali ke California, buat sementara tiga kota -- Los Angeles,
San Diego dan Santa Clara yang punya 7 juta kenderaan -- terkena
paling parah. Gubernur Jerry Brown sudah mengeluarkan peraturan
penjatahan bahan bakar setempat.
Para pengemudi mobil di California kebingungan dan terpaksa
antri panjang di depan pompa yang masih buka. Sebagian orang --
yang lebih realistis berfikir -- naik kereta api atau bis. Dua
pengacara di Los Angeles, Peter De Krassel dan rekannya Jerry
Cohen meliwati antrian mobil dengan menumpang kuda menuju
kantornya. Padahal ada larangan bagi kuda mcmasuki kota. "Cukup
banyak orang yang bila diizinkan bersedia naik kuda ke kantor
atau belanja," komentar wargakota LA.
Tidak semua orang California menanggapi situasi gawat itu dengan
rasa humor. Banyak yang naik darah waktu antri bensin. Pernah
mobil mereka yang menerobos ditabrak oleh mereka yang antri.
Di Hollywood seorang melampaui antrian 50 mobil dan dengan nekad
mengancam dengan sebuah pistol sambil tankinya diisi. Seorang
wanita hamil dipukuli karena disangka mendahului antrian.
Di Hawthorne sebuah mobil tanki memasuki pelataran pompa dan
mengeluarkan slangnya ke dalam tanki penyimpan. Orang antrian
mengira bahwa suplai minyak baru datang, tetapi mobil tanki itu
ternyata berhasil menyedot sepuasnya.
Sementara seni sedot menyedot mulai berkembang, tutup tanki
pakai kunci ternyata kehabisan di toko onderdil. Ada 48 orang
masuk rumah sakit karena helum berhasil menguasai seni itu,
sedang di Santa Anna sekeluarga 7 orang kena luka bakar parah
ketika simpanan bahan bakar mereka di garasi meledak.
Dengan diterapkannya penjatahan itu, keadaan kacau agak mereda.
Peraturan di sana hanya membolehkan mobil yang nomor polisinya
berakhir dengan angka ganjil membeli bensin pada hari bertanggal
ganjil pula, sedang yang berangka akhir genap pada hari
bertanggal genap. Jumlah literan yang boleh dibeli terbatas
sekali. Bila tankinya masih separuh berisi, ia tidak dilayani.
Supaya antri tidak menjemukan, banyak pengusaha pompa menyewa
gadis manis dengan senyum lebar dan memakai sepatu roda untuk
menjajakan makanan dan minuman kecil.
Di bagian lain dunia, secuplik harapan cerah dalam krisis minyak
terjadi ketika di Stuttgart, Jerman Barat, minggu lalu 13 buah
bis baru mulai dioperasikan. Bis itu dijalankan dengan tenaga
listrik dari baterei dalam wilayah kota sedang bila ia
meninggalkan batas kota mesin dieselnya mengambil alih tugas
sambil batereinya diisi kembali, siap untuk dipakai bila
memasuki kota lagi. Tujuh bis lagi seperti itu mulai
dioperasikan di Kota Wesel, dekat perbatasan dengan negeri
Belanda.
Di California, suatu perusahaan juga memperkenalkan baterei baru
yang mampu menjalankan mobil Iistrik sepanjang 3.220 Km. Baterei
ini menyimpan 150 kali lebih banyak enersi dari baterei biasa.
Tetapi ongkos pembuatannya masih terlalu tinggi, belum terbeli
oleh umum. Sudah ada pula baterei yang agak kecilan, mampu
menjalankan kendaraan sepanjang 241,5 Km dengan kecepatan 80 Km
per jam. "Sekarang kita sedang berusaha menekan ongkos
pembuatannya," kata produsennya.
Kekurangan minyak, walaupun belum dinilai sebagai krisis, telah
mensiagakan banyak negeri di Eropa. Bahkan Yugoslavia sudah
menerapkan suatu sistim penjatahan yang mencegah separuh
kendaraan bermotor di negeri itu keluar 6 hari setiap bulan.
Serupa dengan di California, sistim Yugo ini didasarkan atas
angka akhir nomor polisi. Yang ganjil dilarang keluar setiap
hari Senen dan hari Sabtu minggu pertama setiap bulan, sedang
yang genap dilarang pada hari Kamis dan setiap hari Sabtu minggu
ketiga dalam sebulan.
Jerman Barat telah siap mencetak kartu jatah bahan bakar.
Sekarang memang helum dipakai.
Kewajiban
Belgia telah menjatahkan bahan bakar untuk keperluan pemanasan
rumah, kantor dan pabrik, sedang kecepatan maksimum bagi
kendaraan bermotor dibatasinya. Pembatasan kecepatan mulai
berlaku di hampir semua negeri Eropa Barat.
Di Italia pelaksanaan penghematan terpaksa menunggu selesai
pemilihan umum walaupun sekarang pemerintahnya sudah siap, dan
di Perancis Perdana Menteri menghimbau rakyat supaya berhemat
dengan enersi. Katanya di depan televisi, "Menghemat adalah
kewajiban Eropa." Yang paling tenang adalah Inggeris dan
Norwegia. Kedua negara itu mengandalkan sumber minyak mereka di
lepas pantai di Laut Utara.
Thailand dan Singapura telah menerapkan pembatasan dan
pengurangan pemakaian listrik seperti untuk keperluan reklame,
penerangan umum dan giliran pemadaman. Juga di Hongkong, dewan
legislatif mensahkan undang-undang yang memberi kuasa kepada
pemerintah kota itu untuk menatur pengunaan bahan bakar.
Berdasarkan ini pemerintah dapat membatalkan perjalanan semua
kendaraan bermotor, kereta api bahkan pesawat terbang dan kapal
laut.
Gubernur Hongkong, Sir Murray MacLehose pekan lalu menghadiri
sidang dewan legislatif kota itu -- karena ada program
penghematan yang mencakup pembatasan pemakaian AC muncul dengan
kemeja lengan pendek. Suasana sidang itu menjadi lebih santai,
tetapi efek dramatis menjadi semu karena sesudah itu penjaga
gedung lupa memadamkan lampu.
Di San Fransisco, Honolulu, Anchorage dan London, perusahaan
penerbangan JAL terpaksa membatalkan 23 penerbangannya dan
mengalihkan 122 lainnya. Semua itu karena kurangnya suplai bahan
bakar jet. Di Jakarta JAL pantas mencoba, tapi digagalkan oleh
Pertamina, untuk menyedot ke tanki pesawatnya sebanyak mungkin.
Pemecahan lebih santai dari problim enersi ini terungkap oleh
berita seorang petani asal Irlandia di Hongkong. Ia memelihara
100 ekor sapi yang, katanya, kotorannya setelah diolah menjadi
gas, memberi penerangan baginya sepanjang tahun. Gas bio itu
menggerakkan sebuah mesin pembakar yang menjalankan sebuah
generator listrik.
Di RRC, problim kekurangan bahan bakar agaknya tidak begitu
besar. Sebagian besar rakyat Cina mengendarai sepeda, tetapi
kendaraan itu di Beijing sempat menimbulkan problim baru. Jutaan
sepeda yang diparkir pada waktu jam kerja memusingkan penguasa
ibukota itu karena tidak ada tempat.
Sementara itu Xinhua melaporkan bahwa 10 persen tukang cukur di
ibukota Cina telah dilengkapi dengan alat masak air bertenaga
matahari. Sejumlah 40.000 MÿFD permukaan penyerap sinar matahari
telah dipasang di kota itu, dan air untuk cuci rambut dapat
dipanaskan dengan sinar matahari dari April samp~ai oktober.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo