Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kasus Covid di China Membludak, AS Tawarkan Bantuan

China menghadapi ledakan kasus Corona setelah mencabut kebijakan zero-Covid. AS menawarkan bantuan agar China mampu mengatasinya.

23 Desember 2022 | 15.21 WIB

Warga memakai masker  di stasiun kereta bawah tanah pada jam sibuk pagi hari, menyusul wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Beijing, China 20 Januari 2021. REUTERS/Tingshu Wang
Perbesar
Warga memakai masker di stasiun kereta bawah tanah pada jam sibuk pagi hari, menyusul wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Beijing, China 20 Januari 2021. REUTERS/Tingshu Wang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menyatakan siap membantu China mengatasi gelombang infeksi virus corona yang terus meningkat. Menurut Kenaikan kasus Covid di China berpotensi meningkatkan jumlah varian di seluruh dunia.

Baca: Lonjakan Kasus COVID-19 di China, India Siap Ekspor Obat Demam

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Kami ingin melihat China mengendalikan wabah ini," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Kamis, 22 Desember 2022 di Departemen Luar Negeri AS. "Setiap kali virus menyebar atau berpindah, ada kemungkinan varian baru berkembang, varian itu menyebar lebih jauh."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Blinken mengatakan AS memiliki kepentingan yang jelas di Beijing, termasuk kepentingan ekonomi. AS siap memberikan China bantuan kesehatan apa pun yang dibutuhkannya. Namun kata Blinken, belum ada permintaan bantuan apapun dari Beijing.

"Kami adalah donor vaksin terbesar seperti yang Anda tahu, kami siap untuk terus mendukung orang-orang di seluruh dunia termasuk di China, dengan dukungan kesehatan terkait COVID lainnya. China tidak diminta untuk meminta bantuan itu," ujar Blinken. "Tapi sekali lagi, kami sepenuhnya siap untuk memberikan bantuan kepada siapa saja yang meminta jika menurut mereka itu berguna."

Kasus infeksi Covid-19 di China naik pesat setelah negara ini menghentikan kebijakan "Zero COVID." Kebijakan nol-Covid itu telah membuat ekonomi negara terhenti karena pembatasan ketat pada kehidupan publik.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan Rabu bahwa dia sangat prihatin dengan situasi yang berkembang di China. WHO menyatakan telah menerima banyaknya laporan tentang penyakit parah.

“Untuk membuat penilaian risiko yang komprehensif terhadap situasi di lapangan, WHO memerlukan informasi lebih rinci tentang tingkat keparahan penyakit, rawat inap, dan persyaratan dukungan ICU,” katanya merujuk pada unit perawatan intensif.

"WHO mendukung China untuk memfokuskan upayanya memvaksinasi orang dengan risiko tertinggi di seluruh negeri dan kami terus menawarkan dukungan kami untuk perawatan klinis dan melindungi sistem kesehatannya," katanya.

Simak: China Alihfungsikan Bilik Pengujian COVID-19 Menjadi Klinik Demam

ANADOLU AGENCY | REUTERS 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus