Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Varian Delta Covid-19 sudah dominan di Amerika Serikat. Hal itu diungkap lewat data U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC), yang menyebut varian Delta Covid-19 mulai dominan di negeri Abang Sam dalam dua pekan terakhir atau sampai akhir 3 Juli 2021 dengan 51 persen kasus terkait dengan varian Delta Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Data yang dipublikasi CDC itu berdasarkan sekuens, yang dikumpulkan melalui pengawasan genomik nasional sejak 20 Desember 2020. Kasus positif varian Delta Covid-19 sekarang sudah ditemukan di semua negara bagian di Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perawat Teresa Malijon mengenakan pelindung buatan sendiri menunggu di lokasi tes terkait wabah virus corona COVID-19 di sebuah tempat parkir di University of Washington's Northwest Outpatient Medical Center di Seattle, Washington, Amerika Serikat, Selasa 17 Maret 2020. ANTARA/REUTERS/Brian Snyder/TM
Pada Selasa, 7 Juli 2021, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendorong masyarkat Amerika yang belum disuntik vaksin virus corona agar segera melakukan imunisasi tersebut demi melindungi diri mereka dari virus corona yang sudah menyebar luas dan varian Covid-19 yang sangat mudah menular.
Varian Delta Covid-19 pertama kali terdeteksi di India. Varian Delta Covid-19 sekarang ini telah menjadi virus corona yang dominan di banyak negara. Virus Covid-19 jenis ini lebih mudah menular dibanding jenis yang awal-awal muncul dan mungkin bisa menimbulkan keparahan penyakit yang diderita seseorang yang tertular, khususnya di kalangan anak muda.
Untuk kasus positif virus corona di Amerika Serikat terkait varian Alfa, juga sudah mendominasi di Amerika Serikat. Varian Alfa Covid-19 pertama kali terdeteksi di Inggris dan sejauh ini sudah terdeteksi sebanyak 28,7 persen di Amerika Serikat.
Sejauh ini, vaksin virus corona buatan Pfizer Inc, BioNtech, AstraZeneca dan Moderna, bisa melindungi dari varian Delta Covid-19 dengan konsentrasi anti-bodi penetral yang agak berkurang.
Sumber: Reuters