Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pilot cadangan Angkatan Udara Israel yang mengambil bagian dalam upaya menjatuhkan ratusan drone dan rudal yang ditembakkan ke Israel oleh Iran menggambarkan pengalaman tersebut sebagai misi paling rumit yang pernah ia ikuti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Seperti pertemuan 'Top Gun' dan ‘Star Wars’,” kata Mayor G kepada surat kabar Inggris, Telegraph, seperti dikutip The Times of Israel pada Rabu 17 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Petugas tersebut, yang diidentifikasi hanya sebagai Mayor G, mengatakan kepada Telegraph bahwa sebagai petugas cadangan dia dipanggil dari rumah pada Sabtu, mengambil bagian dalam misi tersebut, dan kembali ke kantor hukumnya pada Ahad pukul 4 sore.
“Sungguh berbeda dengan ratusan UAV dan rudal di udara yang dicegat di sekitar Anda, seperti ‘Top Gun’ bertemu dengan ‘Star Wars’, ledakan dan intersepsi tanpa henti terjadi di sekitar Anda,” katanya kepada surat kabar tersebut.
“Itu adalah misi paling rumit yang pernah saya lakukan selama 20 tahun di angkatan udara, mengetahui bahwa jika ada target yang meleset, mungkin akan meledak di Israel,” katanya.
Iran menembakkan lebih dari 300 drone dan rudal, dengan 99% dicegat oleh pasukan Israel dan negara-negara sekutu.
“Kami melakukan koalisi yang luar biasa dengan AS, Inggris, dan pasukan lainnya dan di satu sisi ini merupakan serangan yang sangat agresif yang dikoordinasikan oleh Iran, serangan yang mungkin belum pernah kita lihat dalam peperangan modern, namun Anda melihat pertahanan mutlak dalam koalisi ini,” katanya.
“Selalu lebih sulit untuk menemukan dan mencapai target-target ini di malam hari. Mereka terbang sangat rendah sehingga Anda juga terbang rendah tetapi Anda tidak dapat melihat daratan,” tambahnya.
“Anda mengandalkan sensor, tetapi di beberapa titik, sensornya sangat dekat. Anda melihat lampu jalan atau benda lain di tanah sangat dekat dengan Anda dan ini merupakan perasaan yang sangat tidak nyaman. Namun kami sudah terlatih untuk melakukan hal tersebut dan kali ini kami telah membuktikan bahwa kami tahu cara menyelesaikan pekerjaan,” kata Mayor G.
Ratusan unit sistem udara tanpa awak (drone) dan rudal yang ditembakkan Iran ke Israel memiliki jarak tempuh sangat jauh, hingga melewati dua negara. Tembakkan itu ditujukan sebagai serangan balasan terhadap serangan Israel ke kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada Senin, 1 April 2024.
Drone dan rudal-rudal Iran itu, disebut mampu bertahan selama 5 jam di udara. Al Jazeera mewartakan, Israel pada Ahad, mengatakan tembakkan artileri Iran lebih dari 300 drone, rudal balistik, dan rudal jelajah.
Pilihan Editor: Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran
THE TIMES OF ISRAEL