Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota politbiro partai Front Demokratik Palestina untuk Pembebasan Palestina (DFLP) Talal Abu Zarifa tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah di Kota Gaza bagian selatan, kata partai tersebut pada Senin, 13 Mei 2024.
“Abu Zarifa terbunuh saat berperang melawan invasi biadab Israel di lingkungan Sabra, tenggara Kota Gaza, bersama rekannya Mahmoud Hamam,” demikian keterangan DFLP dalam sebuah pernyataan.
Petinggi partai tersebut tewas bersama tiga orang lainnya dalam serangan udara yang menghantam lingkungan Sabra pada Minggu malam, 12 Mei 2024, berdasarkan keterangan para saksi yang dikutip oleh kantor berita Anadolu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DFLP merupakan organisasi sekuler berhaluan Marxis-Leninis dan Maois. Partai yang kerap disebut sebagai Front Demokratik itu adalah anggota dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), koalisi nasionalis Palestina yang dikenal secara global sebagai perwakilan resmi warga Palestina. Kelompok itu didirikan pada 1968 oleh Nayef Hawatmeh dan memisahkan diri dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP). DFLP memiliki sayap paramiliter bernama Brigade Perlawanan Nasional.
Kematian Abu Zarifa terjadi di tengah perluasan operasi militer Israel di Rafah, Gaza selatan, yang dilakukan meski adanya kecaman internasional terhadap rencana tersebut. Pasukan Israel menembus lingkungan Zaytoun di tenggara Kota Gaza, dan melancarkan operasi militer skala besar di kamp pengungsi Jabalia di utara Gaza.
Tank-tank Israel bergerak lebih jauh ke Jabalia pada Senin, kata warga setempat dan media Hamas, sementara di wilayah selatan tank dan pasukan Israel melintasi jalan raya utama di pinggiran kota Rafah. Di Jabalia, tank-tank berusaha bergerak menuju jantung kamp – terbesar dari delapan kamp pengungsi lainnya di Gaza. Warga mengatakan peluru tank mendarat di tengah kamp dan serangan udara telah menghancurkan sejumlah rumah.
Warga dan petugas medis mengatakan beberapa orang tewas dan terluka dalam serangkaian serangan udara di kamp tersebut semalam. Petugas medis mengatakan mereka tidak dapat mengirim tim ke beberapa daerah yang dibom karena intensitas pengeboman Israel, namun mereka mendapat laporan adanya korban jiwa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ANADOLU | REUTERS
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini