Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

28 April 2024 | 18.30 WIB

Calon anggota yang akan bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina 3rd Separate Assault Brigade mengambil bagian dalam kursus pengujian dasar militer, di tengah serangan Rusia di pusat Kyiv, Ukraina 27 Maret 2024. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Perbesar
Calon anggota yang akan bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina 3rd Separate Assault Brigade mengambil bagian dalam kursus pengujian dasar militer, di tengah serangan Rusia di pusat Kyiv, Ukraina 27 Maret 2024. REUTERS/Valentyn Ogirenko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara – negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina, kendati Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meyakinkan senjata-senjata itu digunakan untuk melawan Rusia. Partai Patriot sudah lama dikenal mengkritik tindakan negara-negara Barat yang mengulurkan bantuan ke Ukraina dan menuduh Zelensky telah berbohong saat mengklaim seluruh bantuan dari Amerika Serikat dialokasikan ke medan tempur.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Pada kenyataannya, sebagian besar senjata dialihkan dan dikorupsi!,” kata Philippot.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mencatat pada bulan lalu Kyev tidak mendapat uang bantuan 16 miliar euro (Rp277 triliun) dari Polandia dan Uni Eropa. Sedangkan Perdana Menteri Ukraina Denis Shmigal mengklaim dia tak faham apa yang terjadi sampai uang tak cair.   

Philippot juga menyoroti kasus korupsi yang baru-baru ini terungkap yang melibatkan Menteri Pertanian Ukraina Nikolay Solsky. Dia dituduh secara ilegal menggunakan lahan miliki negara senilai hampir 6.9 juta euro (Rp119 miliar).        

“Kembali kasus korupsi lainnya di negara ini, yang merupakan salah satu negara terkorupsi di bumi ini. Setiap euro yang dikirimkan ke Ukraina hanya akan memperpanjang perang dan menyebabkan kematian yang tidak perlu, memiskinkan kami dan Anda serta memperkuat peluang memperkaya orang-orang yang korupsi,” kata Philippot, yang juga menyerukan agar perang Ukraina segera diselesaikan. 

Ukraina telah dilanda korupsi yang meluas selama bertahun-tahun. Pada 2015, sebuah artikel di Guardian menggambarkan Ukraina sebagai negara paling korupsi di Eropa. Terbaru, berdasarkan Corruption Perception Index dari Transparansi Internasional mengungkap Ukraina ada diurutan 104 dari 180 negara transparan di dunia.  

Masalah korupsi ini telah menjadi perhatian selama perang Ukraina berkecamuk, termasuk saat militer Ukraina diguncang sejumlah skandal kasus korupsi dalam beberapa bulan terakhir. Pada musim dingin tahun ini, SBU Ukraina mengumumkan telah mengungkap sebuah skema penggelapan besar-besaran, di mana pejabat Ukraina dan kontraktor swasta mencuri suku cadang bernilai sekitar USD40 juta (Rp649 miliar).  

Sumber: RT.com 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus