Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Koalisi Baru Kutu Loncat

Thaksin dikhianati. Puluhan juta baht dialirkan, aneka ancaman dilancarkan, untuk mencegah koalisi baru Partai Demokrat.

15 Desember 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hari itu mereka berkumpul untuk mengutuk sebuah pengkhianatan. Senin pekan lalu, ratusan pendukung bekas perdana menteri Somchai Wongsawat yang marah dan kecewa memaki mantan sekutunya: bekas anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang telah lompat pagar.

”Terkutuklah pengkhianat,” ujar Cherdchumroon Samhadthai, salah seorang pemimpin aksi, di atas truk yang berisi perangkat pengeras suara. Ia menyerang Newin Chidchob dan faksinya, juga anggota parlemen lokal Prajak Klaewkla dan Panya Sripanya dari Partai Kekuatan Rakyat, yang telah menyeberang ke Partai Demokrat.

Di Danau Kean Nakorn, Provinsi Kean Nakorn, dikoordinasi oleh Aliansi Demokratis Melawan Kediktatoran, mereka membicarakan penyingkiran Somchai dan pembubaran PPP oleh Mahkamah Konstitusi. Mereka juga memaki lawan nomor satunya: pemimpin Partai Demokrat Abhisit Vejjajiva. Provinsi Kean Nakorn merupakan basis pendukung bekas perdana menteri Thaksin Shinawatra.

Koalisi ”terkutuk” itu muncul dan diumumkan Partai Demokrat pada Sabtu, 6 Desember lalu, oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Suthep Thaugsuban lewat konferensi pers di markas Partai Sukho Thai. Saat itu hadir wakil bekas partai Chart Thai dan Matchima Tipataya yang dibubarkan Mahkamah Konstitusi, Partai Ruamjai Thai Chart Pattana, Partai Puea Pandin, dan faksi Newin.

”Semua pihak setuju (meninggalkan koalisi PPP), inilah jalan terbaik menangani krisis nasional,” ujar Ranongrak Suwanchawee dari Partai Puea Pandin.

Boonjong Wongtrairat, mewakili faksi Newin, menyatakan kelompoknya mendukung Demokrat agar pemerintah baru dapat memecahkan masalah Thailand. ”Anggota parlemen dari kelompok kami akan memilih Abhisit Vejjajiva sebagai perdana menteri,” ujar Boonjong.

Suthep menutup semua kor itu dengan menyatakan perubahan politik untuk memenuhi harapan rakyat. ”Kami tidak melakukan hal ini demi kepentingan pribadi. Kami semua ingin bekerja sama memecahkan masalah negeri ini,” tutur Suthep.

Koalisi baru Partai Demokrat itu merupakan hasil kerja keras Suthep sejak 20 Oktober lalu. Tujuannya meyakinkan partai politik lain agar mendukung Demokrat. Kubu Newin adalah target pertama Suthep. Ia berbicara berhari-hari dengan Newin, yang pernah menjatuhkan pemerintahan perdana menteri Chuan Leekpai dari Partai Demokrat pada 1995.

Newin pun jatuh dalam pelukan Abhisit dan menyatakan, ”Kita hanya ingin meyakinkan Partai Demokrat, ada yang akan berubah sejak hari ini hingga pemilihan perdana menteri berlangsung.” Kesepakatan Newin dengan Suthep disaksikan Ketua Parlemen Chai Chidchob, yang juga ayah Newin.

Saat itu Thaksin dikabarkan mencoba menghubungi Newin lewat telepon. Tapi Newin sudah berubah. ”Semuanya sudah berakhir, Bos. Kesepakatan dengan Demokrat sudah dibuat,” kata Newin sebagaimana dituturkan kembali seorang anggota faksi Newin. Ia mengaku tak gentar pada intimidasi pendukung Thaksin terhadap anggota faksinya yang mengepung rumah mereka.

Sikap Newin inilah yang membuat Abhisit, 44 tahun, mantap menyatakan partainya siap memerintah dengan dirinya sebagai perdana menteri. Dari pembelotan itu Abhisit diperkirakan memperoleh 166 suara, yang akan membawa dirinya ke kursi perdana menteri dengan amunisi 260 suara mayoritas dari 480 kursi parlemen. ”Kami akan melakukan hal terbaik untuk membawa negeri ini keluar dari krisis,” ujar Abhisit, ekonom lulusan Universitas Oxford.

Genderang perang sudah ditabuh Partai Demokrat. Mereka dihadang Partai Puea Thai, reinkarnasi Partai Kekuatan Rakyat, yang menyatakan siap maju bertempur. Wakil Ketua Parlemen Apiwan Wiriyachai mengklaim anggota faksi Newin dan pemimpin Chart Thai Banharn Silapa-Archa berdiri di belakangnya untuk membentuk koalisi baru Partai Puea Thai.

Cara khas Thaksin pun digunakan. Bergepok uang disiapkan untuk menarik kembali anggota parlemen yang bergabung dengan koalisi Partai Demokrat. Sumber Partai Puea Thai menyatakan sejumlah anggota parlemen dari faksi Newin bakal disodori 5 juta bath (sekitar Rp 1,75 miliar) sebagai uang panjar agar kembali ke pangkuan Puea Thai.

Gerilya dilancarkan sejak tiga hari sebelum pemilihan perdana menteri—yang direncanakan pada Senin pekan ini. ”Ini adalah periode paling sensitif,” ujar sumber itu. Sebanyak 25 juta bath (Rp 8 miliar) lagi akan digelontorkan ke kocek anggota parlemen itu jika sudah resmi sebagai anggota Partai Puea Thai. Paket terakhir akan mereka terima sebesar 25 juta bath setelah pemilihan perdana menteri.

Tapi pertempuran yang membuat kubu Demokrat merinding justru rencana pidato Thaksin lewat telepon di depan pendukungnya, Sabtu pekan lalu. Thaksin kini berada di Emirat Arab. Menurut anggota parlemen Pheu Thai, Jatuporn Phrompan, pidato itu untuk memecah koalisi Partai Demokrat.

Kalangan Demokrat pun memperhitungkan hal ini. Suthep mengakui, Thaksin adalah tokoh yang sangat berpengaruh di Thailand. ”Kaki kami masih bergetar,” ujar Suthep. ”Telepon itu dapat menjadi titik balik.” Koalisi Demokrat bisa berantakan.

Sejumlah anggota parlemen diintimidasi dengan peti mayat, granat yang tak meledak, dan demonstrasi di depan rumah mereka setelah meloncat ke kubu Demokrat. ”Ada banyak faktor, termasuk tawaran uang, kursi kabinet, ancaman, yang mempengaruhi keputusan anggota parlemen,” ujar Sukhum Nuansakul, analis politik Universitas Ramkhamhaeng di Bangkok.

Menurut Sukhum, setelah pidato Thaksin akan lebih banyak protes dan tekanan publik terhadap anggota parlemen yang membelot. Inilah yang ditakutkan rakyat Thailand. ”Rakyat takut kemungkinan lebih banyak demonstrasi,” katanya.

Raihul Fadjri (AP, Reuters, The Nation, Bangkok Post)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus