Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogota – Pemerintah Kolombia menghancurkan bangunan apartemen yang terkenal sebagai rumah bandar narkoba kakap Pablo Escobar pada Jumat, 22 Februari 2019. Bangunan itu dihancurkan menggunakan peledakan terarah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
Sebelumnya, tempat ini menjadi destinasi turis yang merasa penasaran dengan kehidupan bandar narkoba, yang tewas pada 1993 dalam operasi gabungan Kolombia dan Amerika Serikat.
Wali Kota Federico Gutierrez mengatakan apartemen Monaco, yang pernah ditinggali Escobar pada 1980, merupakan simbol kejahatan. Dia mengaku sempat merasa sedih bangunan delapan lantai itu menjadi destinasi turis terkait narkoba.
Para pengritik mengecam tur wisata itu karena terkesan membesarkan bangunan yang sarat dengan tindak kekerasan pada 1980an. Saat itu, ribuan orang Kolombia terbunuh akibat kekerasan terkait narkoba.
Baca:
“Ini berarti sejarah tidak lagi ditulis untuk kepentingan para pelaku kejahatan tapi untuk mengenang para korban,” kata Presiden Ivan Duque pada saat penghancuran bangunan apartemen Monaco sebelum terbang ke daerah perbatasan dengan Venezuela untuk mengikuti konser kemanusiaan seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 23 Februari 2019.
Kota Bogota bakal membangun taman dan museum peringatan di lokasi bekas apartemen, yang membutuhkan waktu hanya tiga detik untuk hancur dan rata dengan tanah.
Baca:
Apartemen Monaco memiliki sejarah kelam. Salah satunya adalah serangan bom mobil pada 1987 saat terjadi perang kartel narkoba antara Medellin dan Cali. Apartemen ini juga menjadi tempat penyimpanan mobil antik Escobar, yang dibeli dengan uang haram narkoba.
Pablo Escobar [Fox News]
Gedung itu diambil alih pemerintah Kolombia pada 1990 dan sempat menjadi kantor tambahan untuk kantor Jaksa Agung.
Baca:
Media Colombia Reports melansir panitia menggelar orkestra untuk meramaikan acara penghancuran apartemen Monaco ini. Namun, Wali Kota Gutierrez telah menjadi sasaran kritik karena perilakunya menghambur-hamburkan uang membiayai propaganda.
“Dia juga dikritik gagal mengatasi meningkatnya tindak kekerasan dan kejahatan yang mewarnai ibu kota Bogota,” begitu dilansir Colombia Report. Ada dugaan kalangan kaya di kota itu memiliki hubungan dekat dengan kejahatan terorganisir yang muncul dari bekas orang-orang Kartel Medellin di Kolombia.