Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Imam Besar Al-Azhar Mesir, Ahmed al-Tayeb, melontarkan pernyataan yang langsung mengundang kontroversi mengenai poligami. Tayeb menggambarkan poligami sebagai sebuah praktik ketidak adilan bagi perempuan oleh orang-orang yang tidak memahami Al Quran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Mereka yang mengatakan pernikahan harus poligami, itu semua salah. Jika tidak bisa berbuat adil, maka dilarang memiliki beberapa istri," kata Tayeb, dalam sebuah acara TV, seperti dikutip dari rt.com, Minggu, 3 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Komnas Perempuan: Yang Sebut Poligami Sunnah Nodai Islam
#_:
— (@AlAzhar) March 2, 2019
. # #_ #__ 17 2016 pic.twitter.com/cIVhdlkPZ1
Menurut Tayeb, laki-laki muslim yang berkeinginan memiliki istri lebih dari satu harus mematuhi aturan khusus mengenai keadilan. Sebab jika tidak bisa adil, maka jangan berpoligami.
Selain mengomentari soal pernikahan, Tayeb juga mengutarakan pendapatnya mengenai perlunya memperbaiki posisi perempuan di lingkungan masyarakat. Separuh dari jumlah masyarakat adalah perempuan sehingga jika perempuan tidak dilindungi itu sama dengan berjalan dengan satu kaki.
Komentar Tayeb soal poligami itu mengundang kontroversi di media sosial. Banyak yang mendukung penuh, tetapi ada pula yang berpandangan lain.
Al Azhar pun segera mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengklarifikasi kalau ucapan Tayeb bukan berarti melarang poligami seperti yang dinilai sejumlah pihak. Pernyataan Imam Besar itu pun tidak dipermasalahkan oleh Dewan Nasional Mesir untuk perempuan.