Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"LEBIH mulia kalau kepalaku dipancung," kata Jiang Qing ketika menantang pengadilan di Beijing dua tahun lalu. Karena dituduh terlibat dalam berbagai kejahatan selama Revolusi Kebudayaan, janda Mao Zedong itu dijatuhi hukuman mati dengan tenggang waktu dua tahun untuk menyadari kesalahannya. Pekan lampau, masa dua tahun itu berlalu. Ternyata Jiang Qing, 69 tahun, tidak mengubah sikapnya sedikit pun. Tapi tidak pula hukuman matinya dilaksanakan. Di dalam penjara Qincheng, dekat Beijing, Jiang Qing harus membuat boneka. Seperti halnya dengan narapidana lain, dia menyulam namanya pada boneka buatannya. Akibatnya, bonekanya sekarang menumpuk di gudang karena tidak bisa dijual. Pemerintah RRC tampaknya merasa lebih baik Jiang Qing terus disekap di dalam penjara. Pelaksanaan hukuman mati hanya akan menjadikannya syuhada di kalangan ultra-kiri yang masih kuat pengaruhnya di dalam Partai Komunis Cina. Jiang Qing bersama Zhang Chunqiao, seorang bekas wakil perdana menteri, dijatuhi hukuman mati bersyarat itu (Januari 1981) dalam kasus pemimpin ekstrim kiri Cina yang dikenal dengan sebutan Komplotan Empat. Kedua orang lainnya, Wang Hongwen dan Yao Wenyuan, adalah tokoh Politbiro. Wang, 47 tahun, dijatuhi hukuman seumur hidup dan Yao, 51 tahun, yang kemudian mengubah sikap dan menjadi saksi bagi negara, mendapat 20 tahun penjara. Sejak semula tak seorang pun beranggapan bahwa Jiang Qing dan Zhang, 65 tahun, yang tetap tutup mulut selama peradilan 39 hari itu, akan menjalani hukuman mati mereka. Agustus lalu, Sekretaris Jenderal Partai, Hu Yaobang, mengatakan kepada para wartawan, "Jiang Qing hidup enak di dalam penjara." Anggota Politbiro lainnya, Peng Zhen, ketika mengunjungi Beograd tahun lalu, mengatakan: "Jiang Qing akan terus hidup dan kita akan tetap memberinya makan. Dia hanya mempunyai satu mulut." Selama peradilan yang disiarkan lewat radio dan televisi ke seluruh negeri diungkapkan bahwa dalam masa 1966-1976 itu sekitar 100 juta rakyat Cina mengalami berbagai penderitaan akibat teror Pengawal Merah. Menurut jaksa, Jiang Qing dan ketiga terdakwa lainnya dari Gembong Empat itu bertanggung jawab atas kematian 34.000 orang dan penahanan terhadap 700.000 orang dalam masa 10 tahun itu. Sesudah keputusan pekan lalu yang meringankan hukuman Jiang Qing menjadi seumur hidup, semacam keresahan mungkin timbul dalam masyarakat Cina. Terutama mereka yang pernah dipenjarakan, kehilangan pekerjaan ataupun kehilangan anggota keluarga dalam Revolusi Kebudayaan, diduga tidak puas. Berusaha menyelamatkan muka pemerintah, mingguan Sari Budaya mengutip ucapan seorang mahasiswa Beijing: "Kejahatan Jiang Qing tidak terdiri dari membunuh seseorang secara langsung. Kalau dia dibiarkan hidup, dia akan bertindak sebagai seorang guru pelajaran negatif."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo