Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RRT dikenal tertuttlp untuk orang asing - apalagi dari negeri
kapialis. Juga doktrin lao meminta rakyatnya untuk berdikari.
Tapi ternyata ada juga orangvrang Amerika tinggal di pedalaman
RRT, sebagai kontraktor. Mungkin ini juga petunjuk bertumbuhnya
polik "pragmatis". Laporan berikut ini adalah mengenai orang
Amerika di Cina sebagai yang dilaporkan oleh wartawan Jay
Mathews dari Washington Post beberapa hari yang lalu.
SELAMA 18 bulan terakhir ini, Joe St Clair merupakan salah
seorang dari sejumlan kecil orang Amerika yang diizinkan tinggal
di daerah terpencil jaun dari kota Peking. Daerah terpencil itu
terletak di sebelah barat daya Peking, di sebuah bukit yang
herjarak 1650 kilometer dari ibukota. Dengan alasan politis,
hingga kini tidak seorang diplomat Amerika pun yang diizinkan
mendatangi daerah terpencil tersebut.
Di bukit itu, perusahaan Pullman Kellogg dari Houston, telah
mendirikan sebuah pabrik pupuk dari amonia. Tapi dalam proses
pembuatan pabrik tersebut orang Amerika tersebut telah
menciptakan oasis mewah - lengkap dengan alat pendinin (ac),
pohon natal plastik, televisi berwarna dari Amerika serta
masakan daging babi yang lezat -- di tengah-tengan pedusunan
Cina yang masih amat kuno.
Batas-Batas Tertentu
St Clair berkisah mengenai berkembangnya hubungan antara
keluarga Amerika dengan penduduk setempat serta senda gurau para
pekerja Cina. Bekerja di tempat yang tak begitu jauh dari pusat
pergolakan politik, orang-orang Amerika itu kadang menyaksikan
para pengawal berkerumun pada sebuah depot di sekitar pabrik
yang sedang dibangun. Tapi toh tak terjadi apa-apa dan pekerjaan
berjalan tak terganggu.
Tidak dibolehkan melampaui batas-batas tertentu - dan memang di
sana tidak ada yang akan dikerjakan -- St. Clair merasa
terkungkung. "Untunglah kami memiliki banyak kegiatan yang
membuat kami amat sibuk," kata St Clair, 28 tahun, yang merasa
masih betal- tinggal di tanah Cina.
Kisah orang Asnerika di tanah Cina terpulang jauh ke awal abad
ini. Ketika itu dinasti terakhir Cina sedang ambruk. Cina
terbuka, dan dari zending kristen hingga tukang rokok mengatur
masuk ke sana. Kemudian datang Jepang yang disusul oleh
pembebasan komunis yang menghabiskan orang Amerika di daratan.
Tapi kini, setelah hubungan Cuna-Amerika diperbaharui, tanah
Cina kembali menjadi rumah bagi sejumlah orang Amerika.
Diplomat, pencari minyak, pedagang dan ahli bangunan -- seperti
Joe St Clair - ada sebanyak 187 orang di sana.
Buka Mulut
Sejak Pullman Kellogg menandatangani kontrak seharga 220 juta
dolar untuk membangun sejumlah pabrik pupuk di delapan daerah
terpencil, perusahaan itu telah mendatangkan lebih banyak orang
Amerika dari yang tinggal di kompleks kantor penghubung di
Peking. Pullman Kellogg kini mempekerjakan 45 orang Amerika.
Tadinya ada 120 orang di wilayah terpencil ini -- dihandingkan
denan 66 orang yang berkumpul di kantor penghubung - tapi
berkurang kemudian lantaran cmpat pabrik telah selesai.
Menghormati kepekaan Cina terhadap masalah bantuan luar negeri,
pegawai-pegawai Pullman Kellogg tadinya selalu menolak untuk
memberikan wawancara pers mengenai pengalaman mereka di tanah
Cina. Bahkan setelah mereka kembali ke Amerika. Tapi dengan
kebijaksanaan baru Cina yang santai terhadap import teknologi,
St Clair dan John Churilla, manajer perusahaan itu di Peking,
kini bersedia buka mulut.
"Saya betul-betul tak tahu apa yang saya harapkan ketika tiba di
sini," kata St Clair, yang kunjungannya ke Cina merupakan
perjalanan pertamanya ke luar negeri. Petani dan pekerja di
Yunnan timur laut, tempat salah satu dari pabrik yang dibangun,
sebelumnya tidak pernah menyaksikan orang asing. Dan mereka
tiba-tiba harus membiasakan diri hidup bersama 18 orang Amerika
serta enam atau tujuh orang Eropa yang ikut dalam pembangunan
pabrik tersebut. "Anak-anak kami bermain-main dengan anak-anak
Cina, belajar bahasa Cina dan mengajarkan bahasa Inggeris kepada
anak teman mainnya itu. Mereka kadang-kadang lebih cepat
mengerti bahasa Cina dari saya," kata Clair pula. Ibu-ibu
Amerika mengajar anak-anak mereka lewat bahan pelajaran yang
dikirim per pos.
Pullman Kellogg membangun instalasi alat pendingin untuk
pegawai-pegawai mereka. Juga ruang makan serta ruang ekreasi
yang dilengkapi dengan video televisi. "Kami mendapat video dari
Mary Tyler Moore, Rhoda, M.A. S.H. sebagai film mingguan. Kami
memutarnya kemudian mengirimkannya ke lokasi lain sembari
menanti kiriman berikutnya," begitu Clair menjelaskan.
Di tempat bekerja, frustrasi biasanya timbul jika orang Amerika
harus mengarahkan pekerjaan yang bersinggungan dengan masalah
kebudayaan dan politik. "Mereka harus lapat dulu untuk
memutuskan segalanya." Begitu komentar Clair mengenai
pekerja-pekerja Cina itu. "Pengawas menjelaskan mengenai
bagaimana mengerjakan sesuatu. Tapi beberapa di antara pekerja
itu akan berkata: 'wah, tidak begitu mestinya', lalu mereka
mengadakan rapat mengenai soal tersebut," kata Churilla.
Gerombolan Empat Orang
"Tapi semuanya beres saja selama masa pembangunan pabrik," kata
Churilla pula. Bagaimana jika terjadi ketidak-beresan pada saat
pabrik sedang beroperasi? "Untunglah sejak '(erombolan Empat
Orang' telah jatuh, kami menyaksikan keadaan menjadi lebih
baik," kata Churilla. Hingga bulan Oktober, Cina telah
digoncangkan oleh pertentangan politik antara kaum pragmatis di
kalangan birokrat dalam partai dan tentara melawan sejumlah
pemimpin yang mendesak agar pikiran-pikiran Mao -- termasuk hak
pekerja untuk melawan cara-cara mengcrjakan pabrik sebagai yang
diajarkan oleh para pengawas - dilaksanakan secara penuh.
Kelompok yang terakhir ini, termasuk isteri Mao, telah
disingkirkan setelah Mao habis.
Administrasi baru di bawah pimpinan Hua Kuo-feng kini menekankan
perlunya menghormati secara sepatutnya para pengawas kerja di
pabrik, kantor atau sekolah. Pada saat yang sama, orang-orang
Amerika itu telah mengembangkan suatu cara berkomunikasi baru
jika mereka mengalami sedikit kesulitan dengan para pekerja Cina
itu. "Mundur saja selangkah dan biarkan orang Cina itu jalan
sekehendaknya. Mereka toh akan tiba di tempat yang sama," begitu
Churilla menjelaskan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo