Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Israel membunuh 52 warga Palestina lagi dalam serangan di Jalur Gaza sehingga menjadikan jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 38.295 sejak serangan 7 Oktober 2023. Data yang disampaikan Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu, 10 Juli 2024, juga menyatakan sedikitnya 88.241 orang luka-luka dalam serangan Israel tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Pasukan Israel membunuh 52 orang dan melukai 208 lainnya dalam empat 'pembantaian' terhadap keluarga dalam 24 jam terakhir,” demikian kementerian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kementerian Kesehatan Gaza juga mencatat ada 27 korban tewas dalam serangan udara di Sekolah Al-Awda di kota Abasan, timur Khan Younis di selatan Jalur Gaza. “Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambahnya.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023. Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.
Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) William Burns membahas upaya untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza ketika serangan Israel masih berlanjut pada Selasa, 9 Juli 2024.
“Presiden menegaskan posisi Mesir yang menolak kelanjutan operasi militer di Jalur Gaza,” demikian keterangan kantor kepresidenan Mesir dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Para pejabat senior AS sedang berada di kawasan Timur Tengah untuk mendorong gencatan senjata setelah Hamas memberikan konsesi pekan lalu. Namun, Hamas mengatakan serangan Israel terbaru di Gaza pada Senin, 8 Juli 2024, mengancam perundingan gencatan senjata pada saat yang genting. Kelompok Palestina tersebut menyerukan para mediator untuk mengendalikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Sumber: Anadolu