Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Korea Selatan Perintahkan 13 Dokter Peserta Mogok Kembali Bekerja

Korea Selatan memerintahkan 13 dokter yang mogok kerja untuk kembali berpraktek. Jika tidak, mereka terancam pidana.

2 Maret 2024 | 16.12 WIB

Para dokter saat protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
Perbesar
Para dokter saat protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Selatan memerintahkan 13 dokter untuk kembali bekerja atau menghadapi hukuman. Perintah ini merupakan sikap terbaru pemerintah yang tegas meminta para dokter berhenti mogok kerja. Sehari sebelumnya, polisi menggerebek pejabat asosiasi dokter pada Jumat, 1 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kementerian Kesehatan memuat di situs webnya nomor izin dan rumah sakit dari 13 dokter. Dokter Korea Selatan mogok kerja ini diperintahkan kembali berpraktek atau izin berpotensi ditangguhkan maupun menghadapi tuntutan pidana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama-nama dokter tersebut sebagian telah disunting. Beberapa di antaranya adalah dokter-dokter yang masih dalam tahap pelatihan yang sangat vokal mengenai pemogokan tersebut dan mengkritik pemerintah, termasuk Park Dan, ketua Asosiasi Magang dan Penduduk Korea.

Pihak berwenang pada Jumat meningkatkan tekanan untuk mengakhiri pemogokan.
Pemerintah telah menetapkan hari Kamis sebagai batas waktu bagi para dokter untuk kembali bekerja atau menghadapi hukuman, namun data Kementerian Kesehatan menunjukkan lebih dari dua pertiga dokter peserta pelatihan, atau hampir 9.000, mengabaikan seruan untuk kembali bekerja.

Para dokter merencanakan demonstrasi massal pada hari Minggu untuk memprotes rencana pemerintah menaikkan jumlah siswa kedokteran 2.000 orang mulai 2025. Penambahan siswa kedokteran ini mengatasi kekurangan dokter di salah satu negara dengan masyarakat yang didominasi orang tua ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus