Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ktt malta atau pertemuan mabuk laut

Ktt antara presiden as george bush dengan presiden uni soviet mikhail gorbachev di kepulauan malta. pertemuan 2 hari di atas kapal pesiar maxim gorki ini, menghasilkan banyak kesepakatan bersama.

9 Desember 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPA yang memindahkan Bush dan Gorbachev dari kapal perang ke kapal pesiar? Jawabnya, angin kencang. Jumat malam pekan lalu, badai menerpa Kepulauan Malta, di Laut Tengah, dengan kekuatan 80 km per jam, merobohkan banyak pohon di negara kecil berpenduduk 250 ribu orang itu. Di laut, badai menyebabkan ombak bergulung tinggi, membatalkan pertemuan KTT hari pertama di kapal perang yang telah disiapkan oleh kedua pihak: AS dan Soviet. Pertemuan tak dibatalkan, tapi pindah tempat ke kapal pesiar mewah Uni Soviet "Maxim Gorki" (nama pengarang beken Rusia), yang berlabuh di lokasi yang lebih aman. Bagi yang percaya pada isyarat, mungkin ini merupakan berakhirnya perang dingin Timur-Barat. Memang, inilah pertemuan pertama AS-Soviet dalam suasana ketika kubu komunis telah mengalami perubahan drastis -- bubarnya sosialisme di sebagian besar negara Eropa Timur. Maka, mau tak mau kedua pemipin negara superkuat itu menyisihkan segala acara protokoler yang sudah disiapkan di kapal perang Soviet. Malah kebetulan, pertemuan hari pertama dari dua hari KTT ini dikabarkan jadi sangat santai, berjalan "sukses" sekitar lima jam. Ini tercermin di konperensi pers setelah acara itu. "Da, da (Ya, ya )," jawab Gorbachev ketika ditanya wartawan, apakah KTT itu akan menghasilkan suatu kesepakatan. Apa saja, kejar wartawan lagi. "Mnogovo (banyak hal)," jawab Presiden Soviet itu. Jawaban yang sama keluar dari Bush. Dan Bush menjawab, sambil tertawa lebar, dan juga dalam bahasa Rusia sederhana itu. Ini membuat Gorbachev, kabarnya, terpingkal-pingkal. Mungkin karena penuh keriangan itu sebenarnya karena cuaca juga), pertemuan hari kedua yang direncanakan di kapal perang AS, akhirnya diputuskan juga dilangsungkan di Kapal Maxim Gorki -- yang sebenarnya dibawa hanya untuk tempat menginap Gorbachev dan istri selama di Malta. Kedua presiden berembuk di sebuah ruangan kecil, yang dikenal dengan "ruang kartu" di kapal pesiar berbobot 25.000 ton itu. Banyak yang melenceng dari rencana, memang. Misalnya, pada KTT hari pertama, seharusnya Bush kembali ke Kapal Maxim Gorki, untuk pertemuan ronde kedua. Tapi cuaca yang menggila, Sabtu petang, membuat Bush dan rombongannya harus tinggal di kapal perang AS, Belknap. Pertemuan sore itu dibatalkan. Keesokan paginya, dalam pertemuan hari kedua di kapal Gorki, di antara rombongan Bush, banyak yang tampak puas dan agak kaku, diantaranya Menlu James Baker. Bukan karena mereka segan hadir di kapal pesiar "sosialis", tapi karena mabuk laut. Karena itulah, banyak wartawan yang menyebut pertemuan ini "KTT Mabuk Laut". Pemilihan tempat di tengah laut ini adalah gagasan Presiden Bush. Menurut Bush, ide datang dari abangnya, William Bush. Rupanya, abangnya itu baru saja mengunjungi Malta. "Ada tempat berlabuh yang baik di sana. Tak seorang pun akan terlempar ke atas," kata Bush yang abang berkelakar, menurut Bush yang adik. Adapun dipilih di kapal perang, menurut Bush, agar memudahkan "logistik bagi kedua pihak". Itu bahasa "sandi", yang maksudnya, terjamin dari segi keamanan. Menurut kapten kapal AS, selain ada kedua armada di sekitarnya -- armada Soviet dan AS -- juga dipasang pasukan manusia katak. Maklumlah, Malta berjarak cuma 200 mil dari Libya, negara yang oleh AS dituduh serbagai biang teroris. Cuma karena itu? Ada lagi, yakni Bush "ingin memamerkan kepada Gorbachev, makanan yang disantap anggota AL AS". Pada pertemuan kedua, yang berlangsung sekitar tiga jam, banyak masalah dan gagasan dibicarakan. Bush, misalnya, mengusulkan penyelenggaraan Olimpiade tahun 2004 di Berlin. Dan mungkin pertemuan ini membuat keduanya puas, Bush menawarkan agar KTT berikutnya secepatnya saja diadakan pertengahan Juni mendatang. Mungkin sebagai hadiah buat Gorbachev yang telah mempelopori pembaruan di Eropa Timur, Bush menyetujui Soviet menjadi pengamat dalam GATT yang beranggotakan 97 negara itu. Ini namanya ulam dicinta pucuk tiba: sudah sejak 1980 Soviet kepingin masuk GATT, tapi selalu ditolak oleh AS. Selain itu, Bush memberikan potongan tinggi buat tarif barang impor dari Soviet, antara lain, vodka, baju dingin, traktor kecil, dan lain-lain perlengkapan musim dingin. Selama ini, tarif barang dari Soviet itu sepuluh kali lebih mahal ketimbang tarif barang impor ke AS dari negeri lain. Di AS, memang ada amandemen Jackson Vanik (nama dua senator AS) yang membatasi perdagangan AS-Soviet. Kini, setelah sosialisme berubah, memang lain soalnya. Tak ada yang abadi di dunia, termasuk perang dingin. FS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus