Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari

Kuba di ambang krisis ekonomi yang parah. Harga BBN naik hingga lima kali lipat membuat warganya menjerit.

11 Januari 2024 | 14.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kuba berada di ambang kebangkrutan. Beban inflasi dan kelangkaan produk menyebabkan harga bahan bakar naik hingga 500 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah Kuba mengumumkan kenaikan harga lima kali lipat pada Senin lalu, yang berlaku mulai 1 Februari. Kenaikan harga BBM ini sebagai bagian dari serangkaian langkah untuk mengurangi defisit anggaran negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Harga satu liter bensin reguler akan naik dari 25 peso (20 sen AS) menjadi 132 peso, sedangkan harga bensin premium akan melonjak dari 30 menjadi 156 peso.

Seperti yang dialami oleh seorang warga Kuba, Domingo Wong. Untuk membeli 10 liter bahan bakar sepeda motornya, Wong membayar lebih dari setengah gaji bulanannya yang berjumlah sekitar US$ 21. BBM itu hanya cukup untuk seminggu.

“Sepuluh liter itu yang saya gunakan dalam seminggu tanpa melakukan sesuatu yang istimewa, hanya sehari-hari pergi bekerja, mengantar putri saya ke sekolah, mengunjungi saudara perempuan saya,” kata penjaga gedung berusia 57 tahun itu sambil menunggu dengan sabar saat mengantre BBM untuk sepeda motornya.

Negara berpenduduk 11 juta jiwa ini mengalami krisis ekonomi terburuk sejak runtuhnya blok Soviet pada 1990an. Krisis diperparah oleh pandemi virus corona, pengetatan sanksi AS dalam beberapa tahun terakhir, dan kelemahan struktural dalam perekonomian.

Menurut perkiraan resmi, perekonomian Kuba menyusut dua persen pada 2023, sementara inflasi mencapai 30 persen tahun lalu. Para ahli mengatakan perkiraan ini mungkin terlalu rendah. Bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya sudah sulit didapat.

Pemerintah Kuba, yang mensubsidi hampir semua barang dan jasa penting, bulan lalu sudah mengisyaratkan bahwa mereka harus menaikkan harga bahan bakar. “Negara ini tidak bisa mempertahankan harga bahan bakar yang merupakan yang termurah di dunia,” kata Menteri Perekonomian Alejandro Gil.

Pemerintah pada Senin juga mengkonfirmasi kenaikan harga listrik sebesar 25 persen untuk konsumen perumahan utama, serta kenaikan harga gas alam. Banyak warga Kuba takut inflasi akan bertambah buruk.

“Harga secara umum akan meningkat karena makanan yang kita makan bergantung pada transportasi,” kata pengemudi ojek Rafael Olivier, 21, di Havana. 

Menteri Energi Vicente de la O Levy mengatakan kenaikan harga sebenarnya dimaksudkan untuk mengurangi lelangkaan BBM.  

Pihak berwenang juga mengumumkan bahwa wisatawan sekarang akan membayar bahan bakar dalam mata uang asing, yang juga terbatas pasokannya. Bank Sentral sedang mempertimbangkan untuk menyesuaikan nilai tukar terhadap dolar.

Peso telah mengalami devaluasi dua kali sejak 2021.

Ekonom Omar Everleny Perez mengatakan harga bahan bakar di Kuba mungkin lebih murah dibandingkan negara-negara lain di dunia. "Namun jika membandingkannya dengan gaji di negara tersebut, harganya sangat mahal."

“Daya beli kami tidak cukup, ini akan berdampak pada kami semua,” kata pekerja mandiri Juan Antonio Cruzata, 59 tahun. Gaji rata-rata orang Kuba setara dengan sekitar US$ 40 atau sekitar Rp 600 ribu per bulan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus