Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kurang Dukungan, Geert Wilders Putus Asa Jadi Perdana Menteri Belanda

Politikus sayap kanan Geert Wilders mengaku tidak mendapatkan dukungan cukup dari koalisi untuk menjadi perdana menteri Belanda.

14 Maret 2024 | 10.48 WIB

Setelah 25 tahun berkecimpung dalam politik Belanda tanpa memegang jabatan, Wilders dapat memimpin pembicaraan pemerintahan koalisi dan memiliki peluang untuk menjadi perdana menteri Belanda. REUTERS
Perbesar
Setelah 25 tahun berkecimpung dalam politik Belanda tanpa memegang jabatan, Wilders dapat memimpin pembicaraan pemerintahan koalisi dan memiliki peluang untuk menjadi perdana menteri Belanda. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus sayap kanan Geert Wilders mengatakan pada Rabu, 13 Maret 2024 bahwa ia siap melepaskan harapan menjabat perdana menteri Belanda karena calon mitra koalisinya tidak mendukungnya.

“Saya hanya bisa menjadi perdana menteri jika SEMUA partai koalisi mendukungnya. Bukan begitu kenyataannya,” kata Wilders dalam cuitan di platform media sosial X.
 
Geert Wilders telah melakukan pembicaraan dengan calon sekutu sejak pemilihan umum pada 22 November 2023, ketika partai populis pimpinannya yaitu Partai untuk Kebebasan (PVV) memenangkan 37 kursi dan ia berpotensi menjadi perdana menteri.
 
PVV telah menghabiskan waktu berbulan-bulan berbicara dengan Partai Kebebasan dan Demokrasi Rakyat (VVD), Kontrak Sosial Baru (NSC) dan GerakanPetaniSipil (BBB) untuk membentuk pemerintahan, seperti dilansir lembaga penyiaran publik Nederlandse Omroep Stichting (NOS).
 
Namun, penjajakan dengan tiga calon sekutu PVV tidak membuahkan hasil. Seorang negosiator yang ditunjuk untuk membantu proses tersebut akan melaporkan temuannya ke parlemen pada Kamis, 14 Maret 2024.
 
Sebelum pengumumannya di X, NOS juga sebelumnya telah melaporkan bahwa Wilders siap melepaskan harapannya menjadi perdana menteri.
 
“Saya ingin kabinet sayap kanan. Lebih sedikit suaka dan imigrasi. Belanda pada nomor 1. Kecintaan terhadap negara dan pemilih saya lebih besar dan lebih penting daripada posisi saya sendiri,” dia melanjutkan pernyataannya.
 
Mengutip sumber-sumber politik di Den Haag, NOS mengatakan partai Geert Wilders dan tiga partai konservatif lain yang berupaya membentuk koalisi sayap kanan sedang mempertimbangkan skenario di mana para pemimpin partai akan tetap berada di parlemen, dan tidak bergabung dengan pemerintahan baru.
 
Dalam skenario tersebut, yang dikenal sebagai kabinet “ekstra-parlementer”, para politikus dan pakar yang tidak dianggap mempunyai hubungan dekat dengan partai mana pun akan ditunjuk untuk menduduki jabatan penting di pemerintahan dan bekerja sama dengan parlemen.
 
Geert Wilders mengatakan pada 14 Februari lalu bahwa dia bersedia mempertimbangkan “semua pilihan” untuk membentuk pemerintahan, pemerintahan minoritas atau pemerintahan “ekstra-parlementer”, daripada mengadakan pemilu baru.
 
Dalam pernyataan terpisah berikutnya pada Rabu, dia berkata, “Dan jangan lupa: Saya akan tetap menjadi Perdana Menteri Belanda. Dengan dukungan lebih banyak lagi orang Belanda. Jika tidak besok maka lusa. Karena suara jutaan rakyat Belanda akan didengar!”
 
REUTERS | NL TIMES

Pilihan editor: Gudang Makanan PBB di Gaza Hancur Diserang Israel, 5 Tewas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nabiila Azzahra

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menjadi reporter Tempo sejak 2023 dengan liputan isu internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus