Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Dua pejabat pemerintah Amerika Serikat mengundurkan diri akibat serangan Israel yang masih berlangsung di Gaza, menambah jumlah pejabat AS yang mundur secara publik untuk memprotes kebijakan pemerintahan Presiden Joe Biden menyangkut hal tersebut.
Stacy Gilbert, seorang pejabat senior dari Biro Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Kamis, 30 Mei 2024 bahwa pengunduran dirinya dipicu oleh laporan pemerintah kepada Kongres AS yang menurutnya keliru. Laporan itu menyatakan bahwa Israel tidak memblokir akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Jelas ada benar dan salah, dan apa yang ada dalam laporan itu salah,” kata Gilbert, yang merupakan pakar dalam pengerjaan laporan tersebut, dalam sebuah wawancara yang dikutip Reuters.
The Washington Post melansir bahwa Gilbert mengirim surel pada Selasa, 28 Mei 2024 kepada staf Departemen Luar Negeri, isinya mengatakan bahwa laporan yang diserahkan ke Kongres mengandung kesimpulan yang “salah” yaitu Israel tidak menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Laporan tersebut bersifat wajib, berdasarkan sebuah memorandum tertanggal 8 Februari yang ditandatangani oleh Biden, yang menyatakan bahwa negara-negara penerima bantuan militer AS harus memberikan jaminan bahwa senjata dari AS akan digunakan sesuai dengan hukum humaniter dan hak asasi manusia internasional.
AS merupakan sekutu terbesar Israel dan memberinya bantuan militer sebesar miliaran dolar setiap tahun. Sebuah paket bantuan senjata senilai US$1 miliar untuk Israel sedang berada dalam proses peninjauan setelah Departemen Luar Negeri meloloskannya ke Kongres pada 14 Mei lalu. Paket tersebut mencakup tank, mortir dan kendaraan taktis lapis baja.
Laporan kepada Kongres menyimpulkan bahwa ada kemungkinan Israel menggunakan senjata buatan AS dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional, namun tidak mencapai kesimpulan yang pasti, dengan alasan kurangnya bukti.
Seorang pejabat pemerintahan Biden lainnya mengundurkan diri di pekan yang sama. Alexander Smith, pekerja di lembaga bantuan internasional USAID, mengatakan kepada surat kabar The Guardian bahwa dia diberi pilihan antara mengundurkan diri atau diberhentikan, setelah menyiapkan presentasi makalah tentang kematian anak dan ibu di Palestina.
Smith, yang merupakan penasihat senior di bidang gender, kesehatan ibu dan anak serta gizi memilih mengundurkan diri pada Senin lalu setelah empat tahun bekerja di USAID. Presentasi makalahnya tentang tentang kematian anak dan ibu di Palestina pun akhirnya dibatalkan oleh pimpinan senior USAID.
Dalam surat pengunduran diri yang ditujukan kepada kepala USAID Samantha Power, dia mengeluhkan pendekatan USAID yang tidak konsisten terhadap berbagai negara dan krisis kemanusiaan, serta perlakuannya terhadap warga Palestina.
“Saya tidak dapat melakukan pekerjaan saya di lingkungan di mana orang-orang tertentu tidak dapat diakui sebagai manusia seutuhnya, atau di mana prinsip-prinsip gender dan HAM berlaku bagi beberapa orang, namun tidak bagi orang lain, tergantung pada ras mereka,” tulisnya, seperti dikutip oleh Guardian.
Menurut penghitungan kantor berita Anadolu, setidaknya tujuh pejabat AS telah secara terbuka mengundurkan diri sebagai protes terhadap kebijakan Biden di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Satu orang mengundurkan diri dari Departemen Pendidikan, tiga orang termasuk Stacy mengundurkan diri dari Departemen Luar Negeri, satu pejabat militer mundur dari posisinya di Badan Intelijen Pertahanan, satu orang keluar dari Departemen Dalam Negeri, dan satu orang yaitu Smith mengundurkan diri dari USAID.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza
ANADOLU | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini