Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lima anak Ukraina dipulangkan ke tanah air mereka pada Senin pekan ini. Sebelumnya, mereka dikirim atau ditempatkan dalam perawatan sejak invasi Moskow pada Februari 2022. Pejabat Ukraina menyebut langkah ini sebagai bagian dari kampanye jangka panjang untuk membawa pulang lebih dari 20 ribu anak Ukraina untuk pulang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, Selasa, 10 Desember 2024, Daria Zarivna, seorang penasihat kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan mereka yang dibawa pulang pada Senin termasuk tiga anak muda yang selama perjalanan mereka telah mencapai usia 18 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zarivna, menulis di aplikasi Telegram, ada seorang anak perempuan telah lama ingin pulang meskipun menjadi sasaran narasi Rusia tentang perang. Anak laki-laki lain yang melarikan diri ke Rusia bersama ibunya pada awal perang dipertemukan kembali dengan seluruh keluarganya.
Selain itu, ada anak yang mencari bantuan untuk menemukan jalan keluar dari wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Sementara itu, keluarga lain dengan dua anak mengalami penggeledahan dan interogasi di rumah mereka sebelum dibawa ke daerah yang aman.
"Kisah-kisah ini bukan sekadar fakta, tetapi kisah nyata tentang nasib dan penyelamatan berkat upaya negara, relawan, dan mitra internasional kami," tulis Zarivna.
Komisioner Parlemen Ukraina untuk Hak Asasi Manusia, Dmytro Lubinets, mengatakan kepada televisi nasional pada akhir pekan sebanyak 1.029 anak telah dibawa pulang sejak pecahnya perang. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Maria Lvova-Belova, Komisioner Rusia untuk Hak Anak, sehubungan dengan deportasi tersebut.
Rusia membantah tuduhan deportasi, dengan mengatakan anak-anak dipindahkan ke daerah di luar zona pertempuran, dan menolak surat perintah penangkapan tersebut sebagai hal yang tidak berarti. Adapun Qatar telah bertindak sebagai perantara dalam mengamankan kepulangan beberapa anak.
Sebelumnya, pihak berwenang Rusia mengembalikan sembilan anak Ukraina ke keluarga mereka dengan bantuan mediator Qatar, kantor berita TASS melaporkan pada Kamis 28 November 2024. Ini sehari setelah Ukraina menyerahkan dua anak kepada keluarga mereka di Rusia.
Maria Lvova-Belova, komisaris hak-hak anak kepresidenan Rusia, mengatakan delapan anak Ukraina kembali tinggal bersama kerabatnya di Rusia. Seorang anak 16 tahun dibawa dari panti asuhan Alyoshkinsky di Kherson yang diduduki Rusia setelah saudaranya berhasil mengajukan permohonan perwalian yang sah, menurut TASS.
Pada Rabu, rekaman dari Kedutaan Besar Qatar di Moskow menunjukkan seorang ayah Rusia menggambarkan “masa ketidakpastian yang panjang” yang ia alami setelah kematian istrinya di Ukraina.
“Tentu saja, saya ingin (reunifikasi) berlangsung lebih cepat,” katanya kepada wartawan, sementara putranya mengangguk ketika ditanya apakah dia merindukan ayahnya.
Sejak Juli 2023, Qatar telah memfasilitasi pemulangan puluhan anak Ukraina yang dibawa ke Rusia atau wilayah pendudukan. Kyiv menuduh Moskow secara tidak sah mendeportasi lebih dari 19 ribu anak-anak Ukraina sejak invasi besar-besaran dimulai—tuduhan yang dibantah oleh Moskow.
Sita Planasari ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini