Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad terjerat kasus dugaan korupsi. Ketua Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) mengatakan pada Kamis, 25 April 2024 bahwa mereka sedang menyelidiki beberapa orang termasuk Mahathir berkaitan dengan investigasi korupsi yang melibatkan putra-putranya.
Penyelidikan dilakukan di tengah maraknya tindakan keras terhadap korupsi yang menjerat tokoh-tokoh politik terkemuka, termasuk mereka yang dianggap dekat dengan Mahathir Mohamad.
Pemimpin veteran berusia 98 tahun itu merupakan musuh lama Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Anwar membantah menargetkan saingan politiknya. Anwar mengatakan bahwa penyelidikan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memberantas rasuah tingkat tinggi.
MACC pada Januari lalu memberikan pemberitahuan kepada dua putra Mahathir, Mirzan dan Mokhzani yang keduanya bekerja sebagai pebisnis, untuk menyatakan kekayaan mereka sebagai bagian dari penyelidikan terhadap catatan keuangan dan bisnis luar negeri yang diungkapkan oleh sekelompok organisasi berita.
Ketua Komisioner MACC Azam Baki menolak menjelaskan lebih lanjut mengenai penyelidikan terhadap Mahathir atau putra-putranya.
“Saya tidak bermaksud menjelaskan kasus ini lebih detail. Biarkan MACC melanjutkan penyelidikannya dulu sampai saya memikirkan waktu yang tepat bagi kami untuk mengumumkan temuan penyelidikan kasus tersebut,” ujarnya kepada wartawan, seperti dikutip oleh kantor berita Bernama.
Kantor Mahathir belum memberikan komentar apa pun tentang hal ini. Mantan perdana menteri tersebut sebelumnya menggambarkan penyelidikan terhadap putra-putranya bermotif politik.
Mahathir, yang telah menjabat sebagai perdana menteri dua kali sejak 1981, terlibat dalam persaingan dengan anak didiknya, Anwar, yang telah mendominasi politik Malaysia selama beberapa dekade.
Anwar menjabat perdana menteri pada 2022 setelah lebih dari 20 tahun menjadi pemimpin oposisi, dan berjanji untuk memberantas korupsi serta fokus pada perekonomian.
Namun ia menghadapi pertanyaan mengenai komitmennya terhadap reformasi, menyusul serangkaian kasus korupsi yang melibatkan tokoh-tokoh yang bersekutu dengan koalisinya. Anwar berulang kali menegaskan bahwa dia tidak ikut campur dalam kasus-kasus pengadilan.
REUTERS | BERNAMA
Pilihan editor: Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini