Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Cina telah menjanjikan dukungan teknis dan bantuan kepada Myanmar untuk melakukan sensus data pemilih dan proses pemilu, kata media pemerintah Myanmar pada Kamis, 15 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Janji tersebut menandakan dukungan Cina kepada rezim junta militer Myanmar yang melancarkan kudeta terhadap pemerintah terpilih pada 2021 dan sedang kesulitan menghadapi pemberontakan bersenjata.
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi bertemu dengan pemimpin junta Min Aung Hlaing kemarin dalam kunjungan ke ibu kota Naypyitaw, di mana mereka mengadakan diskusi untuk melakukan “pemilu yang melibatkan semua pihak”, kata surat kabar Global New Light of Myanmar.
Dalam pertemuan tersebut, pihak Cina menyatakan dukungan terhadap upaya Myanmar dalam memastikan perdamaian, stabilitas dan pembangunan dalam negeri, juga komitmennya dalam menerapkan kebijakan Satu Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Terlebih, Cina juga mendukung upaya Myanmar menyelenggarakan pemilu multipartai yang bebas dan adil.
“Bantuan teknologi yang diperlukan akan diberikan kepada Myanmar untuk melakukan proses sensus. Selain itu, bantuan penting akan diberikan untuk pemilihan umum. Cina menyerukan agar Myanmar menyelenggarakan pemilihan umum yang inklusif,” surat kabar Global New Light of Myanmar mengutip pihak Cina.
Bulan lalu, para jenderal Myanmar memperpanjang aturan darurat selama enam bulan lagi untuk memberi lebih banyak waktu guna menyusun data sensus untuk daftar pemilih. Min Aung Hlaing sebelumnya mengatakan pemilu akan diadakan tahun depan.
Pemilu yang diusulkan tersebut telah dicemooh secara luas sebagai tipuan dan hasilnya tidak mungkin diakui oleh sebagian besar negara Barat. Puluhan partai dibubarkan karena tidak mendaftar untuk ikut serta, termasuk Liga Nasional untuk Demokrasi, yang pemerintahannya digulingkan oleh militer.
Banyak partai yang telah mendaftar dianggap sebagai perwakilan junta. Mereka secara terbuka mendukung agendanya dan mengutuk pemberontakan terhadap junta.
Kementerian Luar Negeri Cina tidak menyebutkan prospek bantuan untuk pemilu Myanmar dalam pernyataannya usai pertemuan Wang dengan Min Aung Hlaing. Pihaknya hanya mengatakan bahwa “kebijakan persahabatan CIna dengan Myanmar berorientasi pada seluruh rakyat Myanmar”.
Selama pertemuan tersebut, Wang juga mengatakan Cina dengan tegas menentang “campur tangan dan infiltrasi eksternal di Myanmar”, serta segala ucapan dan tindakan yang merusak stabilitas dan pembangunan di sana, menurut media pemerintah Xinhua.
Wang menegaskan kembali dukungan Cina terhadap upaya Myanmar untuk mencapai rekonsiliasi politik dalam negeri di bawah kerangka konstitusional, menyelenggarakan pemilu nasional, dan memulai kembali proses transisi demokrasi, kata Xinhua.
Cina merupakan sekutu utama dan pemasok senjata bagi junta Myanmar. Belakangan ini, di tengah bentrokan junta dengan kelompok-kelompok etnis minoritas, Cina telah mendesak semua pihak untuk menghentikan permusuhan serta memastikan dunia usaha dan warga negara Cina tidak dirugikan.
Hal tersebut sempat disinggung dalam pertemuan kemarin. Delegasi Myanmar, menurut Global New Light of Myanmar, “tidak sepenuhnya menerima” tindakan yang merugikan kepentingan Cina.
“Myanmar memberikan penekanan khusus pada perdamaian dan stabilitas, pembangunan, dan langkah-langkah keamanan di Cina,” kata surat kabar tersebut.
Menanggapi hal tersebut, pihak Cina mengatakan akan membantu sektor-sektor pembangunan Myanmar secara keseluruhan, termasuk perdagangan, pertanian, dan peternakan, menurut media pemerintah Myanmar.
Pilihan Editor: Junta Myanmar Menampik Kabar Min Aung Hlaing Ditahan dalam Kudeta Internal
REUTERS | GLOBAL NEW LIGHT OF MYANMAR | XINHUA