PERTEMUAN ke-15 NATO di Portugal baru-baru ini terlibat dalam
suatu pembitjaraan serius. Djauh sebelum pertemuan dimulai, dari
Kremlin diperdengarkan seruan pengurangan sendjata Barat-Timur
dikawasan Eropa. Itulah salah satu titik penting pidato Breznev
di depan kongres ke-24 Partai Komunis. Uni Sovjet bulan Maret
jang lalu. Di Amerika ada djuga jang memikirkan itu pengurangan
tentara dan sendjata, namanja Mike Mansfield. Orang jang
menduduki kedudukan penting Senat Amerika ini malahan
menginginkan agar 50 persen serdadu Amerika ditarik dari Eropa.
Andaikata soalnja memang mudah, tentu tidak berpandjang-pandjang
matjam sekarang. Toch semua pihak mengaku ingin damai. Njatanja
lain. Di Amerika sendiri tersebut nama seorang ahli Pentagon. Dr
John Foster. Orang ini mengaku telah memetjahkan kode-kode
rahasia Moskow melalui mana biaja militer dan pertahanan dapat
diungkapkan. Konon sedjak tahun 1968 pengeluaran militer dan
pertahanan Rusia meningkat hingga kedjumlah sekitar 10,5 miljar
dollar, sementara Amerika hanja sanggup 8,5. Dalam keadaan
semadju itu, begitu kira-kira kesimpulan Foster, tentu sadja
Moskow suka bikin perdjandjian, sebab ia toch sudah madju
kedepan, dan dengan mudah mengatasi Amerika djika terdjadi
apa-apa.
Placio. Ahli Pentagon ini boleh benar bisa keliru, tetapi
orang-orang Eropa punja kegelisahan sendiri. Betul-betul
bagaikan orang jang menghadapi hidangan buah simalakana
dibiarkan pergi Eropa belum siap, dipertahankan, berarti
mengakui kelemahan. Walhasil serba salah. Untunglah orang-orang
jang memimpin bangsa kulit putih jang berdiam di Eropa Barat itu
achirnja menjerah pada kenjataan, meskipun harus mengeluh: Apa
bolah buat. Dan itulah kiranja jang djadi pokok atjara 15 orang
Menteri Luar Negeri anggota NATO di Placio das Necessidades,
Lisbon beberapa hari jang lalu.
Gampang dimengerti bahwa kendati pun musim panas tahun ini telah
ditundjuk sebagai waktu bagi pembitjaraan Barat-Timur buat soal
militer dan pertahanan Eropa, namun masalahnja tidaklah semudah
berdiplomasi dimusim panas. Taruhlah pertemuan membawa hasil
positif, dan pengurungan kedua belah pihak terdjadi, serdadu
Rusia mundur kenegerinja, GI ditarik, pulang Amerika. Tapi
keadaan seperti ini samasekali tidak menjenangkan bagi Eropa
Barat, meskipun buat Perantjis jang terkenal enggan terhadap
Amerika Serikat. Disamping memang kekurangan serdadu, soal
pembiajaan tidak pula memungkinkan negara-negara kawasan Barat
Eropa itu mengurusi sendjata dalam djumlah jang tjukup. Mereka
sementara ini masil ingin AS disana.
Willy. Untungnja bagi Eropa, tanahnja keliwat subur buat
penanaman modal-modal Amerika, sehingga meskipun biaja 300 ribu
serdadu Amerika disana menghabiskan 1,7 miljar dollar, pemasukan
konon mentjapai 100 miljar setahunnja. Militer maupun ekonomis,
masuk akal djika Washington merasa bahwa Eropa Barat merupakan
garis pertahanan utama bagi negerinja.
Lepas dari soal serdadu, uang dan garis pertahanan utama, Eropa
Barat sendiri punja soal pelik. Willy Brandt, meskipun tidak
menentang pertemuan musim panas nanti, ia djuga tidak lupa
mengingatkan soal Berlin jang sesungguhnja merupakan sumbu
perang dingin Timur-Barat jang pada gilirannja menghasilkan NATO
dan Pakta Militer Warsawa ditahun lima puluhan. Bukannja tidak
mung-kin bahwa melalui perundingan itu nanti, Moskow dengan
tjaranja sendiri memberi kesempatan untuk mengkatrol posisi
diplomatik Djerman Timur, suatu usaha jang sedjak lama
difikirkan oleh Brandt dalam program penjatuan Djerman-nja.
Karena itu barangkali tjukup sederhana komentar Menteri Luar
Negeri Djerman Barat. Walter Schecl "Jang lebih penting adalah
kwalitas perundingan. buka waktunja" .
Arah kebarat, disana soalnja adalah persatuan. Bahkan sebelum
Pasaran. Bersama Eropa dibentuk, kegandrungan kepada persatuan
Eropa ini telah terimpikan oleh berbagai negarawan. Dan setelah
belasan tahun usia PBE, kesatuan itupun belum djuga nampak.
Sebentar lagi anggota pasar mungkin mendjadi genap 10, tapi
intelektuil dan penulis Perantjis termashur, Raymond Aron
berkesimpulan pesimis: "Perluasan ini samasekali tidak membantu
penjatuan". Bahkan penjatuan moneter ditahun 1985 pun diragukan.
Nixon. Tidak bisa disangsikan lagi, pastilah peta bumi Eropa
matjam ini terhampar dalam benak Breznev ketika tanggal 11 Djuni
jang lalu ia mendesak sekali lagi agar pengurangan serdadu dan
sendjata di Eropa segera dimulai. Tetapi selama Washington ingat
utjapan Nixon bahwa "Amerika Serikat sudah lebih tidak mungkin
meninggalkan Eropa daripada meninggalkan Alaska", selama itu
pula tidak banjak ketakutan jang perlu dibiarkan tumbuh dibagian
barat Eropa.