Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Sudan tampaknya berada di atas angin, Minggu, 16 April 2023, dalam perebutan kekuasaan berdarah dengan pasukan paramiliter saingan, menggempur pangkalan mereka dengan serangan udara, kata saksi mata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setidaknya 97 warga sipil tewas dan 365 orang terluka sejak pertempuran pecah di Sudan, kata Serikat Dokter dalam sebuah pernyataan Senin, 17 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertempuran meletus Sabtu antara unit-unit tentara yang setia kepada Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala Dewan Pemerintahan Transisi Sudan, dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, yang merupakan wakil kepala dewan.
Itu adalah pertempuran pertama sejak keduanya bergabung untuk menggulingkan otokrat veteran Islam Omar al-Bashir pada 2019 dan dipicu oleh ketidaksepakatan atas integrasi milisi RSF ke dalam militer sebagai bagian dari transisi menuju pemerintahan sipil.
Burhan dan Hemedti menyepakati jeda pertempuran selama tiga jam mulai pukul 4 sore untuk mengizinkan evakuasi kemanusiaan yang diusulkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, kata misi PBB di Sudan, tetapi kesepakatan itu diabaikan secara luas setelah periode relatif tenang yang singkat.
Ketika malam tiba, warga melaporkan ledakan artileri dan raungan pesawat perang di distrik Kafouri, Bahri, yang menjadi pangkalan RSF, di seberang sungai Nil dari ibukota Khartoum.
Para saksi mata mengatakan kepada Reuters tentara memperbarui serangan udara ke pangkalan-pangkalan RSF di Omdurman, kota kembar Khartoum di seberang Nil, dan distrik Kafouri serta Sharg El-Nil di Bahri, membuat para milisi RSF kabur berlarian.
Amerika Serikat, China, Rusia, Mesir, Arab Saudi, Dewan Keamanan PBB, Uni Eropa dan Uni Afrika telah mengimbau untuk segera mengakhiri permusuhan yang mengancam memperburuk ketidakstabilan di wilayah yang lebih luas yang sudah bergejolak.
Upaya-upaya negara tetangga dan badan regional untuk mengakhiri kekerasan diintensifkan pada Minggu. Mesir menawarkan untuk menengahi, dan Otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan blok Afrika regional berencana mengirim presiden Kenya, Sudan Selatan dan Djibouti sesegera mungkin untuk mendamaikan kelompok-kelompok Sudan yang berkonflik, kata kantor Presiden Kenya William Ruto di Twitter.
Serangan Udara
Sebelumnya pada Minggu, saksi dan penduduk mengatakan kepada Reuters bahwa tentara telah melancarkan serangan udara ke barak dan pangkalan RSF di wilayah Khartoum dan berhasil menghancurkan sebagian besar fasilitas paramiliter.
Anggota RSF tetap berada di dalam bandara internasional Khartoum yang dikepung oleh tentara tetapi menahan diri untuk tidak menyerang mereka untuk menghindari kerusakan besar, kata saksi mata.
"Saat kemenangan sudah dekat,” kata tentara dalam sebuah pernyataan, Minggu. "Kami akan segera memiliki kabar baik untuk rakyat kami yang sabar dan membanggakan, insya Allah."
Tapi masalah utama, kata saksi dan penduduk, ditimbulkan oleh ribuan anggota RSF bersenjata berat yang dikerahkan di lingkungan Khartoum dan kota-kota lain, tanpa otoritas yang mampu mengendalikan mereka.
"Kami takut, kami tidak bisa tidur selama 24 jam karena kebisingan dan rumah yang berguncang. Kami cemas kehabisan air dan makanan, dan obat untuk ayah saya yang diabetes,” kata Huda, warga muda di selatan Khartoum kepada Reuters.
Konfrontasi yang berlarut-larut dapat menjerumuskan Sudan ke dalam konflik yang meluas saat negara itu berjuang dengan kehancuran ekonomi dan kekerasan suku, menggagalkan upaya untuk bergerak menuju pemilu.
Korban Sipil
Komite Pusat Dokter Sudan melaporkan setidaknya 97 warga sipil tewas dan 365 orang lainnya terluka sejak perang pecah. Puluhan personel militer tewas, kata komite dokter, tanpa memberikan jumlah spesifik karena kurangnya informasi langsung dari rumah sakit.
Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan bin Al-Saud melakukan panggilan telepon terpisah dengan Burhan dan Hemedti dan menyerukan diakhirinya eskalasi militer, kata media pemerintah Saudi pada Minggu. Menteri menegaskan seruan Riyadh untuk tenang.
Dalam pidatonya di pertemuan Liga Arab tentang krisis pada Minggu, Sudan mengatakan rakyat Sudan harus diizinkan untuk mencapai penyelesaian secara internal tanpa campur tangan asing.
Militer Sudan mengatakan tidak akan bernegosiasi dengan RSF kecuali pasukan dibubarkan. Militer memberi tahu tentara yang diperbantukan di RSF untuk melapor ke unit tentara terdekat, yang dapat mengosongkan barisan RSF jika mereka patuh.
Pemimpin RSF Hemedti, wakil kepala negara, menyebut panglima militer Burhan seorang "penjahat" dan "pembohong".
REUTERS
Pilihan Editor: Grup Wagner Kuasai Dua Blok Lagi di Bakhmut yang Babak Belur