Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Norwegia pada Selasa, 23 April 2024, meminta donor internasional untuk melanjutkan pembayaran kepada badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) setelah sebuah laporan menemukan Israel belum memberikan bukti bahwa beberapa staf UNRWA terkait dengan kelompok teroris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain awal tahun ini menghentikan pembayaran ke UNRWA menyusul klaim Israel, sementara Norwegia, yang juga merupakan donor utama organisasi tersebut, berpendapat bahwa pemotongan dana akan membahayakan penduduk Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebuah tinjauan terhadap netralitas badan tersebut yang dipimpin oleh mantan menteri luar negeri Prancis Catherine Colonna pada Senin menyimpulkan bahwa Israel belum mendukung tuduhannya bahwa ratusan staf UNRWA adalah anggota kelompok teroris Gaza.
“Saya sekarang ingin menyerukan kepada negara-negara yang masih membekukan kontribusi mereka kepada UNRWA untuk melanjutkan pendanaan,” kata Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide dalam sebuah pernyataan.
Investigasi terpisah yang dilakukan penyelidik internal PBB sedang menyelidiki tuduhan Israel bahwa 12 staf UNRWA ikut serta dalam serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang Gaza.
“Norwegia telah menekankan bahwa tidak dapat diterima untuk menghukum seluruh organisasi, dengan 30.000 karyawan, dan seluruh pengungsi Palestina atas dugaan kelakuan buruk yang dilakukan sejumlah kecil karyawan organisasi tersebut,” kata Barth Eide.
Meskipun 10 negara telah mengakhiri penangguhan mereka, Amerika Serikat, Inggris, Italia, Belanda, Austria, dan Lituania belum mengakhiri penangguhan tersebut. Seorang juru bicara PBB pada Senin mengatakan UNRWA saat ini memiliki cukup dana untuk membiayai operasi hingga Juni.
REUTERS