Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia meninggalkan kesan yang mendalam bagi sejumlah menteri Singapura. Pengalaman masa kecil hingga penugasan di Indonesia membekas dalam ingatan mereka hingga kini.
Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong, misalnya, tak akan melupakan Danau Toba di Sumatera Utara. Berpesiar ke sana adalah salah satu liburan pertamanya ke luar negeri saat masih kecil. “Sebagai seorang anak, saya tidak pernah naik pesawat sebelumnya. Pertama kali saya melakukannya adalah saat ke (Medan lalu ke) Danau Toba,” kata Lawrence kepada jurnalis Indonesia di kantor Kementerian Keuangan pada Jumat, 7 Juli 2023. “Jadi saya akan selalu mengingat perjalanan tersebut meskipun sudah puluhan tahun lalu.”
Lawrence, yang juga menjabat Menteri Keuangan, memilih Indonesia sebagai salah satu negara yang dikunjunginya pertama kali tak lama setelah ia terpilih sebagai pemimpin generasi keempat (4G) Partai Aksi Rakyat, partai berkuasa di Singapura, pada tahun lalu. Bukan hanya bertemu koleganya di bidang keuangan, melainkan juga berjumpa kawan-kawan lamanya dan sejumlah pemimpin Indonesia. “Kunjungan saya tahun lalu sangat bermanfaat dan saya yakin saya akan berkunjung lagi dalam waktu dekat,” katanya.
Kenal Lama Luhut dan Prabowo
Bagi Menteri Senior yang juga merangkap Menteri Koordinator Keamanan Nasional, Teo Chee Hean, Indonesia adalah tempat ia menghabiskan sebagian masa dinasnya di militer. Ia bertugas di Angkatan Laut dan pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Laut Singpura. Interaksi pertamanya dengan Tentara Nasional Indonesia yang saat itu bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia terjadi hampir 50 tahun lalu. Pada 1974 itu, ia mengikuti latihan perang bersama Indonesia-Singapura yang dinamai “Indopura”, yang kemudian menjadi “Elang Indopura”.
“Saya adalah seorang perwira yang masih sangat muda saat itu dan masih ingat para senior saya mengatakan bahwa ini adalah latihan yang sangat penting,” kata purnawirawan bintang dua ini di kantor Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura pada Kamis, 6 Juli 2023. “Yang paling penting, kenali teman-teman kita, dan jalinlah pertemanan untuk masa depan. Saya masih ingat dan terus melakukannya dalam semua interaksi saya dengan teman-teman TNI.”Menteri Senior Singapura, Teo Chee Hean, saat berbincang dengan jurnalis Indonesia di Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura pada Kamis, 6 Juli 2023. Dok. Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura
Karena itu, Teo punya banyak sahabat di militer Indonesia. Ia, misalnya, mengenal Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan sejak lama. “Saya katakan kepada Pak Luhut bahwa dia berasal dari pasukan khusus jadi dia melakukan banyak hal dengan cepat. Saya berasal dari Angkatan Laut, jadi kami membutuhkan waktu lebih lama untuk berlayar, tetapi kami sampai juga di sana pada akhirnya,” kata Teo. “Beliau telah menjadi teman baik Singapura selama bertahun-tahun.”
Selanjutnya: Teo juga mengenal Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sejak beberapa dekade lalu...
Teo juga mengenal Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sejak beberapa dekade lalu saat Prabowo masih berdinas di militer. “Kami telah bekerja sama di sejumlah bidang yang berbeda, termasuk di luar bidang pertahanan, seperti penyelamatan sandera, bantuan kemanusiaan, dan bantuan bencana,” katanya.
Ia mengatakan, saat pesawat komersial Singapura, SilkAir, jatuh di Sungai Musi, Sumatera Selatan, ABRI membantu otoritas Singapura dalam pencarian korban. Di sisi lain, kata Teo, militer Singapura pun menerjukan pasukan untuk membantu penanganan bencana tsunami di Aceh.
Di luar Luhut dan Prabowo, Teo juga mengaku kenal dengan mantan Panglima ABRI Benny Moerdani yang kini sudah almarhum.
Teo tak hanya mengenang Indonesia karena pernah berdinas di militer. Di luar urusan dinasnya dahulu, ia akan selalu mengingat Bali. “Bali adalah tempat bulan madu saya,” katanya.
Terjebak Macet 16 Jam Menuju Bandung
Menteri Pendidikan Chan Chun Sing telah mengunjungi hampir semua provinsi di Indonesia. Sebelum Indonesia jadi 38 provinsi, tinggal dua provinisi yang belum dikunjunginya, yakni Maluku dan Nusa Tenggara Timur. Sebagian besar provinsi tersebut didatangi Chan saat ia menjabat sebagai Atase Angkatan Darat Kedutaan Besar Singapura di Indonesia pada 2001 hingga 2003. “Saya memiliki mimpi untuk mengunjungi semua provinsi di Indonesia,” kata Chan di kantornya pada 7 Juli 2023.
Berdinas di militer selama 23 tahun sebelum pensiun, pangkat terakhir Chan adalah mayor jenderal dan menjabat Kepala Staf Angkatan Darat Singapura. Ia beralih karier menjadi politikus pada 2011. Sejak berdinas di militer hingga kini menjadi menteri, Chan hampir setiap tahun berkunjung ke Indonesia. “Indonesia sudah seperti rumah kedua bagi saya,” katanya.Serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Darat Singapura dari Neo Kian Hong kepada Chan Chung Sing (kiri) pada 2010. Dok. Kementerian Pertahanan Singapura
Chan pertama kali berkunjung ke Indonesia pada awal 1990-an. Menghabiskan satu bulan di sini untuk job training, ia pergi ke tempat-tempat di Indonesia yang jarang dikunjungi orang. “Tuan rumah saya membawa saya berkeliling ke seluruh Jawa Barat dan Jawa Tengah,” katanya. Sejak itu, ia rutin berkunjung karena militer Singapura rutin menggelar Latihan bersama dengan Indonesia.
Selanjutnya: Rekor saya adalah menempuh waktu 16 jam perjalanan dari Jakarta ke Bandung...
Menurut Chan, saat Indonesia sudah jauh lebih baik. Sejumlah infrastruktur telah dibangun. Dulu, ketika tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta dan Bandung belum ada, ia pernah terjebak macet parah dalam perjalanan menuju ibu kota Jawa Barat itu. “Rekor saya adalah menempuh waktu 16 jam perjalanan dari Jakarta ke Bandung,” katanya. Padahal, ia berangkat dari Jakarta pukul enam pagi karena harus memberi kuliah di Sekolah Komando Angkatan Darat di Bandung.
Bandung, menurut Chan, sudah banyak berubah. “Ketika saya pertama kali pergi ke Bandung, bertahun-tahun yang lalu untuk pelatihan, kami harus mengenakan jaket di pagi hari karena sangat dingin,” katanya. “Sekarang, kota ini cukup hangat dengan penduduk lebih banyak.”
Saat ditemui, Chan mengaku terakhir mengunjungi Indonesia sepekan sebelumnya. Waktu tempuh yang relatif singkat antara Singapura dan Jakarta dengan menggunakan pesawat, sekitar 1 jam 55 menit, membuat dia bisa bolak-balik Singapura-Jakarta-Singapura dalam satu hari. “Anda bisa bangun dan sarapan di Singapura, pergi ke Jakarta untuk rapat dan kembali lagi untuk makan malam. Saya telah melakukan itu beberapa kali,” katanya. “Saya selalu bercanda dengan mengatakan kepada orang-orang bahwa (waktu tempuh) dari Changi ke Cengkareng lebih singkat daripada dari Cengkareng ke Jakarta Pusat.”
Kenal Lama Jusuf Kalla dan Makassar
Menteri Sosial dan Pengembangan Keluarga Masagos Zulkifli menganggap Makassar seperti kampung halamannya. Ia pernah berdinas di sana pada 1990-an saat masih bekerja di SingTel, perusahaan telekomunikasi Singapura—kelak dia menjadi CEO perusaaan tersebut. Di Makassar, ia kenal banyak orang, termasuk Jusuf Kalla, yang kelak menjadi Wakil Presiden RI.Menteri Sosial dan Pengembangan Keluarga Singapura, Masagos Zulkifli. Dok. Tangkapan layar dari YouTube Kementerian Kesehatan Singapura
Menurut Masagos yang juga menjabat Menteri Muda Kesehatan dan Menteri Urusan Muslim, hingga kini ia masih menyempatkan mengunjungi Makassar. Selain demi masa lalu dan kawan-kawan lama, kata Masagos, “Karena sopir yang sudah seperti keluarga (berasal dari sini.” Terakhir kali ia ke Makassar pada Mei lalu. Pada kesempatan itu juga ia bertemu dengan Wali Kota Makassar Danny Pomanto.
Karena itu, bahasa Indonesianya fasih. Meski demikian, ia mengaku tak selancar dulu. “Sekarang sudah agak karatan,” ujar menteri keturunan Melayu itu.
Bukan hanya karena pengalaman pribadi pada masa lalu, para menteri Singapura juga menganggap Indonesia penting demi masa depan. Menteri Muda Pendidikan dan Luar Negeri Mali Osman menganggap setiap kunjungannya ke Indonesia berguna untuk membangun hubungan yang kuat bagi kedua negara. “Bukan hanya mengunjungi ibu kota, saya berusaha untuk mengunjungi provinsi-provinsi di Indonesia,” katanya pada Rabu, 5 Juli 2023. “Setiap kali saya berkunjung, sangat menyenangkan menerima keramahan Anda yang hangat sehingga saya memiliki banyak sekali teman di Indonesia.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Maliki, hubungan Singapura-Indonesia harus diperkuat di semua tingkatan, tak hanya di tingkat politik. Di bidang pendidikan, ia mendorong lebih banyak kolaborasi lembaga pendidikan di Singapura dengan lembaga pendidikan di Indonesia. “Ini membuat kaum muda terhubung satu sama lain,” katanya.
Maliki ingin agar lebih banyak orang Singapura pergi ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengapresiasi budaya dan mencari banyak sahabat baru. “Karena mereka akan menjadi masa depan negara kita,” ujarnya. “Ketika mereka membangun jaringan yang kuat dan hubungan yang mendalam, kita dapat memastikan bahwa hubungan yang langgeng antara Singapura dan Indonesia akan terus bertahan.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini