Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Oposisi Korea Selatan Desak Penyelesaian Denuklirisasi

Presiden Moon diminta berfokus pada denuklirisasi tanpa mengaitkan pebisnis dengan masalah politik.

17 September 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEOUL - Partai-partai oposisi Korea Selatan mendesak Presiden Moon Jae-in agar mendapatkan jawaban secara spesifik dan pasti soal denuklirisasi dari pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Partai-partai oposisi menilai Presiden Moon bisa secara sepihak menghapuskan sanksi terhadap Korea Utara dan mengambil langkah-langkah untuk perdamaian sesuai dengan tujuan denuklirisasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yoon Young-seok, juru bicara Partai Liberty Korea (LKP), oposisi utama di Korea Selatan, mengatakan bahwa pengembangan hubungan antar-Korea harus sejalan dengan kecepatan pencapaian denuklirisasi Korea Utara. "Agenda pertemuan antar-Korea adalah denuklirisasi Korea Utara. Jika Presiden ingin mempercepat pelonggaran sanksi tanpa kemajuan denuklirisasi, langkah itu tidak lebih hanya menjadi hambatan untuk pelucutan senjata nuklir," ujar Yoon Young-seok, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Partai Bareunmirae, juga oposisi Korea Selatan, mengkritik Moon atas rencananya membawa para konglomerat dalam pertemuan ketiga di Pyongyang. Partai itu meminta Moon berfokus mempercepat denuklirisasi tanpa mengaitkan pebisnis dengan masalah politik. "Kami ragu akan rencana itu, ketika sanksi ekonomi internasional terhadap Korea Utara sedang berlangsung dan masalah nuklir rezim belum diselesaikan," kata juru bicara partai, Kim Jeong-hwa.

Presiden Moon dan pemimpin Kim direncanakan kembali bertemu pada Selasa besok di Pyongyang. Ini merupakan pertemuan ketiga kedua pemimpin. Pertemuan pertama berlangsung pada 27 April lalu di Desa Panmunjom di zona demiliterisasi Korea Selatan-Korea Utara. Pertemuan kedua pada 26 Mei ditujukan guna memastikan pertemuan bersejarah antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 12 Juni di Singapura.

Oposisi Korea Selatan berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak "tertipu" oleh gerakan perdamaian Korea Utara saat ini. Kecuali, menurut Yoon, jika diperlukan langkah-langkah yang tepat dan dapat diverifikasi untuk mencapai denuklirisasi.

Belum ada komentar dari Presiden Moon perihal desakan oposisi. Meski begitu, penasihat khusus presiden untuk urusan luar negeri, Moon Chung-in, mengatakan bahwa Presiden Moon akan mencoba lagi "memainkan peran sebagai fasilitator atau mediator" bagi pertemuan kedua Amerika dan Korea Utara.

Hasil pertemuan ketiga antar-Korea pada Selasa besok diprediksi menjadi indikator penting negosiasi nuklir dengan Amerika. "Ia percaya bahwa hubungan antar-Korea yang ditingkatkan memiliki peran dalam memfasilitasi pembicaraan Amerika-Korea Utara serta menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara," kata Moon Chung-in, kemarin.

Kim Taewoo, mantan Kepala Institut Korea untuk Unifikasi Nasional, di Seoul mengatakan bahwa Presiden Moon mungkin menghadapi kesulitan yang meningkat secara politik jika pertemuannya dengan Kim di Pyongyang gagal membuat kemajuan yang nyata. KOREA TIMES | ASSOCIATED PRESS | WASHINGTON POST | STRAITS TIMES | SUKMA LOPPIES

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus