Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah. Mereka menyebut serangan ke Rafah sebagai “jebakan berbahaya” bagi anak-anak mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam surat yang dikirimkan pada 2 Mei kepada Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi, para orang tua mengungkapkan keprihatinan yang mendalam mengenai keselamatan putra dan putri mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir Firstpost pada Rabu, mereka menyoroti peringatan dan pengumuman ekstensif sebelum rencana serangan ke Rafah, yang menunjukkan bahwa kekuatan lawan secara aktif bersiap untuk menyerang pasukan Israel.
“Kami sangat khawatir dengan kelelahan fisik dan mental anak-anak kami,” tulis surat itu. “Mengirim mereka ke situasi berbahaya seperti ini adalah tindakan gegabah.”
Jumlah tentara Israel yang tewas sejak dimulainya serangan gencar di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu telah mencapai 626 orang pada Kamis 16 Mei 2024.
Anat, ibu dari seorang prajurit pasukan khusus Israel yang ditempatkan di Gaza, menyuarakan keprihatinan tentang kesiapan Hamas untuk melawan pasukan Israel di Rafah. “Hamas mempunyai banyak waktu untuk mempersiapkan wilayah tersebut agar dapat membahayakan tentara kami,” katanya. “Kami sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka.”
Awalnya surat ini ditandatangani oleh sekitar 600 orang tua. Kemudian surat tersebut mendapat dukungan dari 300 orang tua tambahan dalam beberapa hari terakhir, sehingga total lebih dari 900 tanda tangan.
Situasi di Rafah telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan lebih dari 650.000 warga Palestina mengungsi dari daerah tersebut menyusul peringatan Israel akan serangan militer yang akan segera terjadi.
Meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat untuk menunda serangan besar-besaran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap teguh pada pendiriannya untuk melanjutkan serangan tersebut.
Israel memandang Rafah sebagai target penting dalam misinya untuk membubarkan Hamas, menghilangkan kepemimpinannya, dan menjamin pembebasan sandera Israel. Meskipun Hamas telah menegaskan kembali kendali di bagian lain Gaza setelah operasi IDF, Rafah tetap menjadi benteng yang kontroversial.
Israel telah membunuh lebih dari 35.100 warga Palestina sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 yang merenggut 1.139 nyawa.
Pilihan Editor: 5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman
FIRSTPOST