Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Palestina untuk Austria Salah Abdel Shafi menilai upaya membahas Jalur Gaza pada forum PBB tidak berguna karena tidak akan berdampak pada kelanjutan kebijakan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang mendanai genosida.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“(Kamis, 2 Mei 2024) adalah pengarahan ketujuh dan terakhir mengenai Gaza (di kantor PBB di Wina), karena satu alasan sederhana karena tidak ada gunanya datang ke sini sebulan sekali dan membicarakan jumlah korban baik itu 5.000 orang atau 15.000 keduanya merupakan angka yang mengerikan,” katanya seperti dikutip Sputnik, Jumat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masalahnya, lanjutnya, tatanan dunia dan PBB telah gagal menghentikan genosida dan itulah yang menjadi alasan mengapa ia mengatakan bahwa tidak akan lagi pengarahan mengenai Jalur Gaza seperti yang sebelumnya dia lakukan sebelumnya.
Diplomat itu mengatakan bahwa tidak adil dan terlalu menyakitkan baginya untuk menyebut korban sipil dalam pengarahannya hanya sebagai statistik belaka.
Menurutnya, di dunia modern di mana setiap orang memiliki akses terhadap informasi tentang perkembangan di Jalur Gaza, maka setiap negara yang bertanggung jawab yang ingin menghentikan genosida, dapat melakukannya.
“Tetapi negara-negara Utara-Amerika dan Eropa, tidak melakukan apa pun untuk menghentikan hal ini. Mereka mengatakan, ya, kami bersimpati dengan warga sipil, tetapi pada saat yang sama, mereka memberikan miliaran dolar kepada Israel untuk senjata dan amunisi. Itu sangat menghina,” ucapnya.
Abdel Shafi mengatakan bahwa seseorang yang benar-benar peduli terhadap warga sipil tidak akan mengirimkan senjata dan uang ke Israel.
Kendati demikian, Palestina akan terus mengadakan diskusi mengenai masalah tersebut dalam kerangka acara PBB dan jika negara-negara Arab ingin menyelenggarakan sesuatu dengan partisipasi Palestina, perwakilannya akan berada di sana untuk berbicara.
Pada 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel, lalu melanggar perbatasan, menyerang lingkungan sipil, dan pangkalan militer. Hampir 1.200 orang di Israel tewas dan sekitar 240 lainnya diculik dalam serangan itu.
Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Lebih dari 34.500 orang telah terbunuh sejauh ini akibat serangan Israel di Jalur Gaza, menurut otoritas setempat. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
SPUTNIK