Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan pandemi COVID-19 yang terus memburuk telah membuat sistem kesehatan nasional kelimpungan. Terutama, kata ia, dalam hal ketersediaan oksigen, tempat perawatan di rumah sakit, serta obat-obatan. Walau begitu, ia belum terpikir untuk menerapkan lockdown COVID-19 secara nasional.
Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Modi menyebut lockdown adalah langkah terakhir untuk mengendalikan pandemi COVID-19 di India. Untuk saat ini, ia menyakini pandemi masih bisa ditangani dengan cara konvensional. Hal tersebut mulai dari penyediaan oksigen, obat-obatan, serta ruang perawatan tambahan.
"Situasinya masih terkendali beberapa pekan lalu. Sekarang gelombang kedua pandemi COVID-19 menyerang seperi badai. Pemerintah pusat dan negara bagian, termasuk swasta, berjuang bersama untuk meningkatkan persediaan dan distribusi oksigen medis," ujar Modi, Rabu, 21 April 2021.
Modi melanjutkan, meski dirinya belum berencana untuk menerapkan lockdown nasional, ia meminta warga untuk tetap bertahan di rumah. Menurutnya, itu salah satu langkah yang bisa diambil untuk menghindari pandemi COVID-19. Selain itu, Modi juga meminta warga untuk tidak panik ataupun menyebarkan kepanikan lewat berita-berita yang tidak benar.
"Kita harus menyelamatkan negeri ini dari lockdown. Saya membujuk negara bagian untuk menggunakan lockdown pada saat-saat terakhir saja dan fokuskan perhatian pada pengendalian di tingkat mikro," ujar Modi.Pasien Covid-19 mendapatkan perawatan di bangsalrumah sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), di tengah penyebaran penyakit virus corona di New Delhi, India, 15 April 2021. [REUTERS / Danish Siddiqui]
Menurut laporan Al Jazeera, lockdown masih berlaku terbatas di India. Hanya beberapa wilayah saja yang menerapkannya. Salah satunya adalah Delhi, ibu kota dari India, di mana lockdown diterapkan untuk sepekan terdepan sejak Senin kemarin. Lockdown itu sendiri diterapkan untuk menekan penyebaran varian baru virus COVID-19 serta memberikan kelonggaran terhadap rumah sakit setempat.
Menurut keterangan pemerintah setempat, rumah sakit di Delhi hanya memiliki cadangan oksigen yang cukup untuk 8-24 jam pemakaian. Jika rumah sakit di Delhi, baik swasta maupun negeri, tak kunjung mendapat suplai oksigen baru, mereka khawatir situasinya akan kian buruk.
Secara statistik, per berita ini ditulis, India berada di posisi kedua negara paling terdampak oleh COVID-19. Posisi pertama masih dipegang oleh Amerika.
Dalam 24 jam terakhir, India mencatatkan rekor baru untuk jumlah kasus dan kematian harian yaitu 295.041 kasus serta 2000 kematian. Penambahan tersebut membuat India sekarang memiliki total15,6 juta kasus serta 182 ribu korban jiwa.
Sebelumnya, Narendra Modi beberapa kali menjadi sasaran kritikan masyarakat karena caranya dalam menangani pandemi COVID-19. Beberapa langkahnya yang dipertanyakan adalah menggelar kampanye pemilu dengan melibatkan puluhan ribu warga serta memperbolehkan warga Hindu untuk merayakan festival.
Baca juga: Inggris Masukkan India Dalam Daftar Merah COVID-19
ISTMAN MP | AL JAZEERA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini