Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Paus Fransiskus: Kekerasan Atas Nama Tuhan Adalah Penistaan Terbesar

"Tuhan itu penuh belas kasih dan bahwa penistaan terbesar adalah mencemarkan nama-Nya dengan membenci saudara-saudari kita," kata Paus Fransiskus

7 Maret 2021 | 09.30 WIB

Paus Fransiskus berbicara dengan ulama terkemuka Syiah Irak, Ayatollah Ali al-Sistani di Najaf, Irak 6 Maret 2021. Pada pertemuan ini Paus Fransiskus membahas keselamatan kelompok minoritas Kristen di Irak. Grand Ayatollah Ali al-Sistani office/Handout via REUTERS
Perbesar
Paus Fransiskus berbicara dengan ulama terkemuka Syiah Irak, Ayatollah Ali al-Sistani di Najaf, Irak 6 Maret 2021. Pada pertemuan ini Paus Fransiskus membahas keselamatan kelompok minoritas Kristen di Irak. Grand Ayatollah Ali al-Sistani office/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, - Paus Fransiskus menghadiri pertemuan antarumat beragama dalam kunjungannya ke Irak. Pertemuan ini berlangsung di kota kuno Ur, tempat kelahiran Nabi Ibrahim atau Abraham.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di hadapan umat lintas agama, Paus Fransiskus mengecam segala kekerasan di Irak yang mengatasnamakan Tuhan. Hal ini, kata dia, penistaan agama terbesar.

 

"Tuhan itu penuh belas kasih dan bahwa penistaan terbesar adalah mencemarkan nama-Nya dengan membenci saudara-saudari kita," kata Paus Fransiskus dikutip dari Reuters, Ahad, 7 Maret 2021.

 

Beberapa jam sebelumnya di Najaf, Fransiskus bertemu dengan pemimpin Syiah Irak, Ayatollah Ali al-Sistani, dan mengirimkan sinyal kuat untuk mengedepankan dialog antaragama dan hidup berdampingan.

 

Invasi Amerika Serikat pada 2003 menjerumuskan Irak ke dalam konflik sektarian selama bertahun-tahun. Keadaan makin para ketika ISIS berkuasa.

 

Sehari sebelumnya, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Irak Barham Salih dan jajarannya di Istana Presiden. Paus menyerukan agar kekerasan di negeri seribu satu malam itu dihentikan. "Semoga tindakan kekerasan dan ekstremisme, faksi, dan intoleransi berakhir," ucap dia.

 

Paus Fransiskus berharap ada ruang bagi semua warga Irak untuk berkerja sama membangun negeri melalui dialog, diskusi yang jujur, tulus, dan konstruktif.

 

Menurut dia, selama beberapa dekade terakhir, Irak telah menderita akibat perang, terorisme, dan konflik sektarian yang didasarkan pada fundamentalisme. "Tidak mampu menerima hidup berdampingan secara damai dari kelompok etnis dan agama yang berbeda, gagasan dan budaya yang berbeda," ujar Paus Fransiskus.

 

 

 

Sumber: REUTERS

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus