Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

22 April 2024 | 13.13 WIB

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Perbesar
Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Saya akan terus mengikuti situasi di Timur Tengah dengan keprihatinan dan kesedihan," kata Paus saat doa Angelus Minggu tradisional di Vatikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Paus mengatakan, "Saya menegaskan kembali permohonan untuk tidak menyerah pada klaim perang tetapi lebih memprioritaskan dialog dan diplomasi, yang dapat mencapai banyak hal.”

"Saya berdoa setiap hari bagi perdamaian di Palestina dan Israel, dan saya berharap kedua pihak ini akan segera mengakhiri penderitaan mereka," tambah dia.

Dengan mengabaikan keputusan sementara Mahkamah Internasional (ICJ), Israel terus melanjutkan serangan gencar di Gaza yang membuat lebih dari 34.000 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan hampir 77.000 terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Serangan itu menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kelangkaan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantung itu telah rusak atau bahkan hancur, menurut PBB.

Namun, permusuhan terus berlanjut dan pengiriman bantuan masih sangat belum cukup memadai untuk mengatasi bencana kemanusiaan di daerah tersebut.

Selain genosida Israel di Gaza dan Tepi Barat, negara Zionis itu juga mengobarkan perang dengan sejumlah negara tetangga seperti dengan kelompok Hizbullah di Lebanon hingga Suriah. Terakhir, Israel menyerang gedung konsulat Iran di Suriah pada 1 April, menewaskan sekitar 16 orang, dengan dua diantaranya adalah komandan Garda Revolusi dan IRGC.

Serangan itu membuat Teheran melakukan serangan balasan pada 13 April. Militer Iran menembakkan ratusan drone dan sejumlah rudal ke Israel. Meski mayoritas dapat dicegat karena Israel mendapat bantuan dari sejumlah negara seperti Yordania, Amerika Serikat dan Inggris, Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamaenei tetap menganggap serngan itu sebagai sebuah kemenangan.

Israel kemudian mengklaim membalas serangan pada Jumat pekan lalu ke sejumlah lokasi di Provinsi Isfahan, Iran, termasuk fasilitas nuklir. Namun, Iran meremehkan serangan Israel. Presiden Iran Ebrahim Raisi bahkan dijdwalkan berkunjung ke Pakistan pada awal pekan ini.

ANADOLU

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus