Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

PBB: Korban Jiwa Banjir Libya Harusnya Bisa Dihindari dengan Sistem Peringatan Dini

Badan meteorologi di bawah PBB mengatakan korban jiwa banjir Libya sebenarnya bisa dihindari jika ada sistem peringatan dini yang memadai.

15 September 2023 | 12.55 WIB

Warga  berjalan di samping rumah-rumah yang rusak pasca badai dahsyat dan hujan deras yang melanda negara itu, di Derna, Libya 13 September 2023. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
Perbesar
Warga berjalan di samping rumah-rumah yang rusak pasca badai dahsyat dan hujan deras yang melanda negara itu, di Derna, Libya 13 September 2023. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), badan meteorologi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengatakan pada Kamis, 14 September 2023 bahwa korban jiwa dalam banjir bandang di Libya timur seharusnya dapat dihindari seandainya negara yang terpecah tersebut memiliki layanan cuaca memadai yang mampu mengeluarkan peringatan.

Berbicara kepada media di Jenewa, Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas mengatakan tantangan utama dalam menangani dampak banjir Libya yang telah menewaskan ribuan orang adalah pemerintahan “tidak berfungsi secara normal”.
 
“Jika mereka punya layanan meteorologi yang beroperasi secara normal, mereka bisa saja mengeluarkan peringatan,” ujarnya. “Otoritas manajemen darurat akan mampu melakukan evakuasi terhadap masyarakat. Dan kita bisa menghindari sebagian besar korban jiwa.”
 
Operasi penyelamatan menjadi rumit karena perpecahan politik di negara yang terus-menerus dilanda perang, dan tidak ada pemerintah pusat yang kuat sejak pemberontakan yang didukung NATO menggulingkan Muammar Gaddafi pada tahun 2011.
 
Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) yang diakui secara internasional berbasis di Tripoli di barat, sementara pemerintahan paralel beroperasi di timur, termasuk kota Derna, yang hancur akibat banjir.
 
Dalam sebuah pernyataan tertulis hari Kamis, Taalas menekankan perlunya sistem peringatan dini multi risiko yang mencakup semua tingkat pemerintahan dan masyarakat dalam menghadapi dampak buruk cuaca ekstrem terhadap negara-negara rentan.
 
Sebelumnya, Pusat Meteorologi Nasional Libya memang mengeluarkan peringatan dini atas peristiwa cuaca ekstrem ini, yang akhirnya menyebabkan banjir bandang dan runtuhnya bendungan. Peringatan tersebut dikeluarkan untuk curah hujan tinggi dan banjir, namun tidak menyebut risiko yang ditimbulkan oleh bendungan yang sudah tua.
 
Taalas melanjutkan, “Fragmentasi mekanisme penanggulangan dan tanggap bencana di negara ini, serta memburuknya infrastruktur, memperburuk besarnya tantangan yang ada. Situasi politik merupakan pendorong risiko, seperti yang kita lihat di banyak negara saat ini.
 
Di Pusat Meteorologi Nasional Libya, sistem teknologi informasinya tidak berfungsi dengan baik dan terdapat kekurangan staf yang kronis. Mereka disebut sedang berusaha berfungsi dengan baik, namun kemampuannya terbatas. Seluruh rantai manajemen dan tata kelola bencana dilaporkan terganggu.
 
“WMO menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Libya. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra untuk memastikan Peringatan Dini untuk Semua,” imbuh Taalas.
 
REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nabiila Azzahra

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menjadi reporter Tempo sejak 2023 dengan liputan isu internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus