Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin, 9 Desember 2024 mendeskripsikan situasi di Suriah sebagai kacau dan mudah berubah-ubah, dengan lebih dari 16 juta orang di negara itu membutuhkan bantuan.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa jumlah orang yang mengungsi dari rumah mereka di wilayah barat dan barat laut saja mencapai 1 juta orang dari 28 November hingga 8 Desember.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lebih banyak tempat penampungan, makanan, dan fasilitas sanitasi menjadi kebutuhan yang mendesak," kata kantor tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
OCHA menyebutkan bahwa warga yang mengungsi baru-baru ini sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak dari kegubernuran Aleppo, Hama, Homs, dan Idlib. Situasinya terus berubah-ubah, dengan adanya laporan bahwa makin banyak orang kembali ke rumah mereka dalam beberapa hari terakhir.
Rute transportasi terganggu, sehingga membatasi pergerakan masyarakat, barang, dan bantuan kemanusiaan. OCHA juga menyampaikan bahwa tercatat sejumlah laporan tentang penjarahan terhadap properti sipil dan pabrik, serta gudang-gudang yang menyimpan pasokan kemanusiaan.
"Meski menghadapi berbagai tantangan dan ketidakstabilan situasi, kami bersama mitra-mitra kami akan terus menyalurkan bantuan darurat," sebut OCHA.
Selain itu, OCHA mengatakan bahwa di Suriah barat laut, semua organisasi kemanusiaan di Idlib dan Aleppo utara telah melanjutkan kembali operasi rutin mereka, sementara tiga perlintasan perbatasan dari Turki yang digunakan untuk mengirimkan bantuan ke Suriah juga tetap dibuka.
"Di wilayah timur laut, kami menyediakan pasokan bagi mereka yang mengungsi dari Aleppo baru-baru ini. Di Aleppo, kami menyalurkan bantuan dasar, termasuk makanan, layanan kesehatan dan gizi, serta dukungan terhadap akses air bersih," kata OCHA.
Kendati demikian, OCHA menyebutkan bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan sudah kewalahan, dengan rumah sakit-rumah sakit besar beroperasi dalam kapasitas terbatas akibat kekurangan staf, obat-obatan, dan persediaan.
"Mitra-mitra kesehatan kami terus memberikan layanan penting di daerah-daerah yang terdampak, termasuk menyediakan perlengkapan perawatan trauma," sebut OCHA. "Mereka juga telah mengerahkan unit-unit medis di pusat-pusat penerimaan dan sekolah-sekolah di seluruh Raqqa, Tabqa, dan Al-Hasakeh."
ANTARA
Pilihan editor: Rusia Masih Terlalu Dini Membahas Pangkalan Militer Rusia di Suriah