Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin Arab mengutuk pemboman Israel yang telah berlangsung selama dua minggu di Jalur Gaza. Dalam pertemuan tingkat tinggi KTT Perdamaian Kairo, Sabtu, 21 Oktober 2023, Raja Abdullah dari Yordania mengutuk negara-negara yang hanya diam terhadap serangan Israel di Jalur Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Pesan yang didengar oleh dunia Arab adalah bahwa nyawa orang Palestina tidak begitu berarti dibandingkan nyawa orang Israel,” kata Raja Abdullah. Ia menambahkan bahwa dia marah dan berduka atas tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap warga sipil tak berdosa di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kepemimpinan Israel harus menyadari sekali dan untuk selamanya bahwa sebuah negara tidak akan pernah bisa berkembang jika dibangun di atas landasan ketidakadilan. Pesan kami kepada Israel adalah bahwa kami menginginkan masa depan yang damai dan aman bagi Anda dan rakyat Palestina," ujarnya.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan warga Palestina tidak akan terusir atau diusir dari tanah mereka. "Kami tidak akan pergi, kami tidak akan pergi,” katanya pada pertemuan puncak itu.
Israel telah berjanji untuk memusnahkan kelompok militan Hamas yang berbasis di Gaza dari muka bumi setelah serangan kelompok militan Palestina yang mematikan. Sekitar 1.400 orang Israel tewas pada 7 Oktober 2023 lallu.
Pertemuan di Kairo berusaha mencari cara untuk mencegah perang regional yang lebih luas. Dalam pidatonya, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan negaranya menentang pemindahan warga Palestina ke wilayah Sinai Mesir.
“Mesir mengatakan solusi terhadap masalah Palestina bukanlah perpindahan, satu-satunya solusi adalah keadilan dan akses warga Palestina terhadap hak-hak sah dan hidup di negara merdeka,” ujar Fattah al-Sisi.
Posisi Mesir mencerminkan ketakutan Arab bahwa warga Palestina akan kembali melarikan diri atau terpaksa meninggalkan rumah mereka secara massal. Hal serupa pernah terjadi selama perang seputar pembentukan Israel pada 1948.
Sesaat sebelum pembukaan KTT, truk-truk yang memuat bantuan kemanusiaan mulai memasuki penyeberangan Rafah ke Gaza. Mesir telah berusaha selama berhari-hari untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui penyeberangan tersebut, satu-satunya jalur akses yang tidak dikendalikan oleh Israel.
KTT itu tak dihadiri Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga belum dipastikan akan hadir atau tidak dalam acara itu.
CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS
Pilihan Editor: Presiden Sinagoga Detroit Tewas Ditikam, Komunitas Yahudi AS Gempar