Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Caracas – Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, menolak berdialog dengan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Guaido malah menyerukan warga melakukan aksi unjuk rasa yang lebih besar untuk menurunkan Presiden berideologi sosialis itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca:
“Guaido mengatakan tidak akan melakukan dialog palsu,” begitu dilansir Channel News Asia pada Jumat, 25 Januari 2019.
Guaido telah menyatakan dirinya sebagai Presiden interim dan mengambil alih semua kekuasaan dari Presiden Nicolas Maduro dalam unjuk rasa besar yang digelar pada Rabu kemarin. Presiden Majelis Nasional di Venezuela ini juga berjanji bakal segera menggelar pemilu begitu Maduro mundur.
Baca:
Namun, Maduro enggan mundur dan menuding Guaido mendapat dukungan AS dan mencoba memerintah Venezuela dari Washington. Maduro, yang menggantikan Presiden Hugo Chavez, juga meminta AS agar tidak ikut campur.
Seusai deklarasi sebagai Presiden interim, Guaido mendapat dukungan dari AS, Brasil, Guatemala, Argentina, Kanada dan Uni Eropa. Sedangkan Maduro mendapat dukungan dari Meksiko, Kuba dan Rusia.
Maduro sempat mengatakan bersedia untuk melakukan dialog dengan Guaido dan siap pergi kemana saja. Namun, Guaido mengatakan dia dan para pendukungnya akan tetap berada di jalan untuk mengakhiri pengambil-alihan kekuasaan, terbentuknya pemerintahan transisi dan digelarnya pemilu bebas.
Baca:
Kelompok oposisi menuding terpilihnya Maduro pada 10 Januari 2019 karena pemilu berlangsung penuh kecurangan. Guaido menuding Maduro hanya menawarkan dialog setelah tindakan represi terhadap masyarakat gagal mencapai tujuannya.
Seperti dilansir Reuters, AS bakal menggalang dukungan untuk Guaido pada sidang DK PBB Pada Sabtu, 26 Januari 2019. Alasannya, Majelis Nasional, yang merupakan parlemen, merupakan satu-satunya lembaga yang terpilih secara demokratis lewat pemilu di Venezuela.
Baca:
Namun, Rusia mengatakan tidak akan mendukung resolusi itu dan tetap berpihak pada Maduro.