Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Peluang Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia berikutnya menggantikan inkumben PM Mahathir Mohammad semakin terbuka lebar setelah dilantik sebagai anggota parlemen pada Senin, 15 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anwar, yang juga menjabat sebagai Presiden Partai Keadilan Rakyat, digadang-gadang bakal menggantikan Mahathir setelah dua tahun berkuasa seperti kesepakatan internal Koalisi Pakatan Harapan.
Koalisi ini, yang terdiri dari PKR dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia besutan Mahathir dan dua partai lainnya, memang dibentuk untuk mengalahkan Barisan Nasional yang dimotori UMNO dan selama ini berkuasa di Malaysia dengan Najib Razak sebagai PM.
“Peralihan kekuasaan baru akan terjadi pada 2020 sesuai dengan Wawasan 2020 yang digagas Mahathir pada 1991 ketika dia masih menjadi PM Malaysia saat itu,” kata Awang Azman, pengamat politik dari University of Malaya kepada Tempo lewat WhatsApp pada Selasa, 16 Oktober 2018.
Anwar Ibrahim, seperti diberitakan Channel News Asia, baru saja memenangi pemilu sela yang digelar di daerah Port Dickson dengan suara lebih dari 50 persen.
Pemilu sela ini memang digelar untuk memberi kesempatan kepada Anwar untuk menjadi anggota Dewan Rakyat atau parlemen, yang menjadi syarat bagi seorang calon PM. Mahathir sempat ikut berkampanye untuk Anwar menjelang pencoblosan pada akhir pekan lalu.
Menurut Awang, Anwar bakal fokus pada upaya melakukan reformasi parlemen yaitu memastikan proses check and balance dengan eksekutif, kehakiman dan pembuatan undang-undang. Ini bertujuan agar tidak terjadi monopoli kekuasaan dan ketiga fungsi ini berjalan.
Baca:
“Peran Anwar menjadi penting karena proses reformasi di parlemen memerlukan pemimpin yang berkharisma, berpengalaman dan memainkan peran yang dinamis,” kata Awang.
Dalam pernyataannya seusai dilantik, seperti dilansir Channel News Asia, Anwar mengatakan,”Prioritas saya adalah membantu pemerintah dengan menerapkan bagian dari manifesto kami yaitu Reformasi parlemen. Parlemen kita di masa lalu dianggap sebagai stempel. Anggota parlemen akan berdebat tapi secara umum apapun kebijakan yang dibuat pemerintah akan didukung,” kata dia.
Menurut Awang, keberadaan Anwar Ibrahim di parlemen bakal bisa menguatkan suara para anggota parlemen dari koalisi Pakatan Harapan. Ini karena bekas deputi PM pada era Mahathir dulu itu dinilai memiliki pengalaman dan kredibilitas yang memadai.