Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Perkenalkan, Jesse Klaver Si Kuda Hitam di Pemilu Belanda

Jesse Klaver berdarah Maroko bercampur Belanda-Indonesia menjadi kuda hitam dalam pemilu Belanda yang diadakan tanggal 15 Maret 2017.

15 Maret 2017 | 22.01 WIB

Pemimpin partai Dutch Green (Groen Links), Jesse Klaver berfoto selfie setelah pemungutan suara dalam pemilihan umum di Den Haag, Belanda, 15 Maret 2017. REUTERS/Francois Lenoir
Perbesar
Pemimpin partai Dutch Green (Groen Links), Jesse Klaver berfoto selfie setelah pemungutan suara dalam pemilihan umum di Den Haag, Belanda, 15 Maret 2017. REUTERS/Francois Lenoir

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Amsterdam - Tidak terlalu sulit mencari pemuda itu karena di pipi kirinya ada lesung bila tersenyum. Warga Belanda memanggilnya "Jessiah" bila bertemu dengan pemilik nama asli Jesse Klaver. Di usia muda, ia maju dalam pemilu Belanda dan menjadi kuda hitam menghadapi dua kandidat terkuat, Mark Rutte dan Geert Wilders.

Di tengah perebutan kekuasaan politik di Belanda antara partai pimpinan Perdana Menteri Mark Rutte yang beraliran liberal melawan Geert Wilders dari Partai Kebebasan, Klaver menawarkan alternatif jalan tengah melalui Partai Hijau atau Green Party.

Berita terkait: Rekam Jejak Geert Wilders, Politisi Anti-Islam dan Anti Uni Eropa

Pria berusia 30 tahun itu dalam setiap pertemuan dengan konstituen tidak malu mengatakan bahwa partainya pro-Uni Eropa dan pro-pengungsi.

Padahal pandangan politik ini sangat ditentang oleh Wilders yang menolak keberadaan Belanda di Uni Eropa. Wilders bahkan bersumpah akan mengeluarkan Belanda dari Uni Eropa dan menendang kaum imigran termasuk warga Maroko dari negeri Kincir Angin.

"Semua itu dihadapi dengan senyum oleh Klaver," tulis Guardian.

Berita terkait: Pemilu, 13 Juta Warga Belanda Beri Suara

Menurut data statistik yang dikeluarkan Guardian pada edisi 6 Maret 2017, Partai Hijau diperkirakan bakal meraup 16 kursi di parlemen hasil pemilihan umum yang digelar Rabu, 15 Maret 2017.

Bila perkiraan Guardian itu benar, maka angka tersebut sebuah loncatan besar. Bandingkan prestasi Partai Hijau pada 2012 yang hanya mendapatkan empat kursi. Itu artinya, Partai Hijau melompat empat kali lipat jika dibandingkan dengan raihan suara pada pemilu 2012.

Partai Hijau didirikan di Belanda pada 25 tahun silam hasil merger dari empat partai beraliran komunis, pasifis, evangelis, dan radikal.

Pasifis adalah kelompok antiperang, militerisme atau kekerasan. Sedangkan evangelis berasa dari sekelompok aktivis gereja.

Berita terkait: Berseteru dengan Turki, Akun Twitter Warga Belanda Diretas

Tidak seperti Partai Hijau pada umumnya di Eropa, partai pimpinan Klaver ini memperjuangkan masalah pendidikan di Belanda dan pro terhadap kaum imigran. Klaver sendiri berdarah pendatang dengan ayah yang berasal dari Maroko dan ibunya berdarah campuran Belanda-Indonesia.

"Partai Hijau kemungkinan masuk dalam koalisi lima partai yang membentuk pemerintahan," kata Sara de Lange dari Universitas Amsterdam.

Dalam sebuah kesempatan bertemu dengan pendukungnya, Klaver ditanya mengenai pandangan Wilders terhadap akar keluarganya, dia tetap tenang.

"Oh soal itu, tidak ada waktu untuk membahasnya," ucap Klaver tersenyum.

Pemilihan umum di Belanda memberikan peluang besar bagi Klaver terlibat dalam pemerintahan. Menurut dia, sebagai mahasiswa politik, aliran kiri bakal merebak ke seluruh Eropa, termasuk di Inggris.

"Saya tertarik dengan politik sehingga saya melihat apa yang terjadi di Inggris, Prancis dan Amerika Serikat," ucapnya.

GUARDIAN | CHOIRUL AMINUDDIN




 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Choirul Aminuddin

Choirul Aminuddin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus