Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Amsterdam - Tidak terlalu sulit mencari pemuda itu karena di pipi kirinya ada lesung bila tersenyum. Warga Belanda memanggilnya "Jessiah" bila bertemu dengan pemilik nama asli Jesse Klaver. Di usia muda, ia maju dalam pemilu Belanda dan menjadi kuda hitam menghadapi dua kandidat terkuat, Mark Rutte dan Geert Wilders.
Di tengah perebutan kekuasaan politik di Belanda antara partai pimpinan Perdana Menteri Mark Rutte yang beraliran liberal melawan Geert Wilders dari Partai Kebebasan, Klaver menawarkan alternatif jalan tengah melalui Partai Hijau atau Green Party.
Berita terkait: Rekam Jejak Geert Wilders, Politisi Anti-Islam dan Anti Uni Eropa
Pria berusia 30 tahun itu dalam setiap pertemuan dengan konstituen tidak malu mengatakan bahwa partainya pro-Uni Eropa dan pro-pengungsi.
Padahal pandangan politik ini sangat ditentang oleh Wilders yang menolak keberadaan Belanda di Uni Eropa. Wilders bahkan bersumpah akan mengeluarkan Belanda dari Uni Eropa dan menendang kaum imigran termasuk warga Maroko dari negeri Kincir Angin.
"Semua itu dihadapi dengan senyum oleh Klaver," tulis Guardian.
Berita terkait: Pemilu, 13 Juta Warga Belanda Beri Suara
Menurut data statistik yang dikeluarkan Guardian pada edisi 6 Maret 2017, Partai Hijau diperkirakan bakal meraup 16 kursi di parlemen hasil pemilihan umum yang digelar Rabu, 15 Maret 2017.
Bila perkiraan Guardian itu benar, maka angka tersebut sebuah loncatan besar. Bandingkan prestasi Partai Hijau pada 2012 yang hanya mendapatkan empat kursi. Itu artinya, Partai Hijau melompat empat kali lipat jika dibandingkan dengan raihan suara pada pemilu 2012.
Partai Hijau didirikan di Belanda pada 25 tahun silam hasil merger dari empat partai beraliran komunis, pasifis, evangelis, dan radikal.
Pasifis adalah kelompok antiperang, militerisme atau kekerasan. Sedangkan evangelis berasa dari sekelompok aktivis gereja.
Berita terkait: Berseteru dengan Turki, Akun Twitter Warga Belanda Diretas
Tidak seperti Partai Hijau pada umumnya di Eropa, partai pimpinan Klaver ini memperjuangkan masalah pendidikan di Belanda dan pro terhadap kaum imigran. Klaver sendiri berdarah pendatang dengan ayah yang berasal dari Maroko dan ibunya berdarah campuran Belanda-Indonesia.
"Partai Hijau kemungkinan masuk dalam koalisi lima partai yang membentuk pemerintahan," kata Sara de Lange dari Universitas Amsterdam.
Dalam sebuah kesempatan bertemu dengan pendukungnya, Klaver ditanya mengenai pandangan Wilders terhadap akar keluarganya, dia tetap tenang.
"Oh soal itu, tidak ada waktu untuk membahasnya," ucap Klaver tersenyum.
Pemilihan umum di Belanda memberikan peluang besar bagi Klaver terlibat dalam pemerintahan. Menurut dia, sebagai mahasiswa politik, aliran kiri bakal merebak ke seluruh Eropa, termasuk di Inggris.
"Saya tertarik dengan politik sehingga saya melihat apa yang terjadi di Inggris, Prancis dan Amerika Serikat," ucapnya.
GUARDIAN | CHOIRUL AMINUDDIN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini