Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Permintaan Minyak Dunia Menurun karena Virus Corona

Virus Corona atau COVID-19 menyebabkan penurunan konsumsi minyak dunia terendah dalam 10 tahun terakhir karena ribuan pabrik Cina tutup.

14 Februari 2020 | 05.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah permintaan minyak yang dibutuhkan untuk menjalankan ekonomi global akan menurun tajam pada kuartal pertama tahun ini setelah virus Corona menyebabkan pabrik-pabrik di Cina tutup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Permintaan minyak global dalam tiga bulan pertama 2020 diperkirakan akan turun 435.000 barel per hari dibandingkan tahun sebelumnya, menurut International Energy Agency (IEA), dikutip dari CNN, 13 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ini adalah penurunan kuartalan pertama dalam lebih dari sepuluh tahun terakhir.

Penurunan ini disebabkan permintaan minyak yang menurun ketika manufaktur Cina terhenti akibat wabah. Fortune melaporkan, ribuan manufaktur Cina berada dalam kesulitan, menunggu untuk mendengar dari pihak berwenang setempat kapan mereka dapat melanjutkan operasi.

Presiden Cina Xi Jinping juga memperingatkan para pejabat tinggi pekan lalu bahwa upaya mengendalikan penyebaran virus Corona Wuhan terlampau jauh dan bisa mengancam perekonomian Cina.

Para pekerja membuat pakaian pelindung di sebuah pabrik di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 28 Januari 2020. Xinhua/Cai Yang

International Energy Agency juga memperkirakan penurunan pertumbuhan permintaan minyak untuk seluruh tahun 2020. Permintaan saat ini diperkirakan hanya meningkat sekitar 825.000 barel per hari, laju peningkatan tahunan terlemah sejak 2011.

IEA mengatakan dalam laporan minyak bulanannya bahwa dampak dari virus Corona atau COVID-19 sulit diukur pada tahap ini.

"Permulaan (virus Corona) kemungkinan akan berdampak besar pada ekonomi dunia dan permintaan minyak," kata badan negeri dunia tersebut. "Konsekuensi akan bervariasi dari waktu ke waktu, dengan pukulan ekonomi awal pada transportasi dan jasa, kemungkinan diikuti oleh industri Cina, kemudian pada akhirnya ekspor dan ekonomi yang lebih luas."

Namun, IEA ragu virus Corona akan memiliki dampak yang lebih besar pada permintaan minyak dan ekonomi global daripada wabah sindrom pernafasan akut akut (SARS) pada tahun 2003.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus