Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan rapat pada Rabu, 3 Juli 2024 di gedung Perdana Putra, yaitu kantor perdana menteri Malaysia di Putrajaya. Keduanya membahas berbagai isu bilateral dan global, mulai dari tenaga kerja Indonesia hingga situasi di Jalur Gaza.
“Dalam pertemuan yang berdurasi lebih dari 30 menit itu, saya dan Ibu Retno sempat membahas berbagai hal penting terkait kepentingan kedua negara serta upaya mempererat hubungan kedua negara sahabat,” tulis Anwar dalam sebuah cuitan panjang di media sosial X, Rabu.
Menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi serta delegasi di Perdana Putra hari ini.
— Anwar Ibrahim (@anwaribrahim) July 3, 2024
Dalam pertemuan lebih 30 minit, saya dan Ibu Retno sempat berbincang pelbagai perkara penting terkait kepentingan kedua-dua negara serta usaha memperkukuh hubungan kedua-dua… pic.twitter.com/GOuIdiIRrM
Anwar mengatakan pembahasan keduanya termasuk soal Palestina yang kini wilayahnya sedang diserang oleh Israel. Malaysia dan Indonesia telah sepakat untuk memberikan dukungan tegas dalam perjuangan menuntut keadilan bagi masyarakat Gaza, serta terhadap keanggotaan penuh Palestina di PBB.
Anwar dan Retno pun menyinggung soal perbatasan Indonesia-Malaysia. Mereka bakal menggencarkan upaya dan diskusi untuk mencapai kesepakatan dan “win-win solution” ihwal perbatasan Sabah-Kalimantan Utara yang katanya “sedang dalam tahap penyelesaian”.
Perbatasan Indonesia–Malaysia terdiri dari perbatasan darat sepanjang 1.881 km yang membagi dua negara tetangga itu di pulau Kalimantan. Sementara batas maritim antara Indonesia dan Malaysia terletak di empat perairan, yaitu Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Cina Selatan, dan Laut Sulawesi.
Terkait penangkapan kapal ikan yang melibatkan warga Malaysia dan Indonesia, Anwar menuturkan kedua negara akan menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Menurut dia, setiap pembahasan atau permohonan akan tunduk pada ketentuan dalam nota kesepahaman (MoU) Common Guidelines. Pembahasan PM dan menlu itu kemudian menyinggung persoalan tenaga kerja Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya yakinkan Ibu Retno bahwa Malaysia tetap berkomitmen untuk meningkatkan perlindungan hak-hak dasar dan kesejahteraan lebih dari 500 ribu pekerja Indonesia di Malaysia,” ucap Anwar.
Berkenaan dengan isu global lain, Anwar dan Retno juga dikatakan membahas krisis kemanusiaan di Myanmar. Negara yang dulu bernama Burma itu, tengah berada di bawah kuasa junta militer yang melancarkan kudeta pada 2021, dan jutaan warga sipil terpaksa mengungsi di tengah bentrokan junta dengan kelompok perlawanan.
Anwar menyatakan Malaysia siap bekerja sama dengan Indonesia dan Laos demi menjamin penyelesaian krisis dan mencari solusi damai.
“Saya juga mengapresiasi sharing Ibu Retno tentang pengalaman Indonesia memimpin ASEAN. Hal ini tentu akan menjadi panduan yang berguna saat Malaysia menjadi Ketua ASEAN tahun depan,” kata dia. Malaysia akan melanjutkan keketuaan bergilir ASEAN mulai 1 Januari 2025, setelah Laos tahun ini dan Indonesia pada 2023.
Selain bertemu Anwar, dalam kunjungan itu Retno juga bertemu Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad bin Hasan untuk membahas status kerja sama antara kedua negara sebagai persiapan Pertemuan Komisi Kerja Sama Bilateral (JCBC) ke-17 yang akan diselenggarakan di Indonesia tahun ini. Pada 2023, Indonesia menjadi mitra dagang terbesar ketujuh di dunia bagi Malaysia dan terbesar ketiga di antara negara anggota ASEAN, dengan volume perdagangan sebesar US$24,39 miliar atau sekitar Rp39,9 triliun dengan kurs saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Usai Rapat dengan Jokowi, Menkes Budi Gunadi Beberkan Sebab Harga Obat di RI Lima Kali Lebih Mahal dari Malaysia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini