Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Warga Amerika Serikat mulai mendatangi tempat pemungutan suara untuk memilih calon presiden dan wakil presiden di Pilpres AS 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemilihan Presiden Amerika Seriikat 2024 diwarnai persaingan ketat antara kandidat Partai Demokrat Kamala Harris dan Tim Walz melawan kandidat dari Partai Republik Donald Trump dan JD Vance. Kamala adalah wakil presiden saat ini. Sedangkan Trump pernah menjabat sebagai Presiden Amerika sebelum Joe Biden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TPS mulai dibuka pada pukul 5.00 pagi Waktu Bagian Timur (waktu setempat) di beberapa bagian Vermont, tetapi gelombang pembukaan besar pertama TPS dilakukan pada pukul 6.00 pagi Waktu Bagian Timur.
TPS yang dibuka pada pukul 6.00 pagi tersebut antara lain di Connecticut, New Jersey, New York, dan Virginia, serta beberapa bagian wilayah Kentucky dan Maine. North Carolina, Ohio, dan West Virginia dibuka pada pukul 6.20 pagi Waktu Bagian Timur (waktu setempat).
Gelombang pembukaan TPS lainnya berlangsung di seluruh AS seiring berjalannya waktu, dengan pemungutan suara terakhir dibuka di negara bagian Hawaii pada tengah hari Waktu Bagian Timur (waktu setempat).
Penutupan akan dimulai di beberapa negara bagian pada pukul 7.00 malam Waktu Bagian Timur (atau 00.00 GMT pada Rabu), dengan Alaska dibuka paling lama hingga pukul 1 pagi pada Rabu Waktu Bagian Timur (atau 06.00 GMT).
Medan perebutan suara di 7 negara bagian
Menurut data Election Lab di University of Florida, hampir 83 juta orang memberikan suara lebih awal dalam siklus pemilihan tahun ini melalui pos atau pemungutan suara secara langsung. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan lebih dari 101 juta orang yang memberikan suara pada 2020, ketika AS dilanda pandemi COVID-19.
Hingga Senin, berdasarkan jajak pendapat situs Web RealClearPolitics, suara Trump dan Harris masih bersaing ketat. Harris hanya unggul 0,1 persen dengan 48,7 persen suara, dan Trump sebanyak 48,6 persen,
Tujuh negara bagian diperkirakan akan menjadi wilayah kunci perolehan suara, yakni Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Pennsylvania, North Carolina, dan Wisconsin. Di tujuh negara bagian itu, perolehan suara Kamala dan Trump bersaing ketat.
Trump unggul paling besar di Arizona, di mana dia unggul 2,8 persen, diikuti Georgia 1,3 persen, North Carolina 1,2 persen, Nevada 0,06 persen, dan Pennsylvania 0,4 persen. Sementara Harris terus unggul di Michigan sebesar 0,5 persen dan Wisconsin 0,4 persen. Jajak pendapat ini memiliki margin kesalahan sekitar 3-5 persen.
Pada pekan terakhir sebelum pemilihan, Kamala Harris mengunjungi Pennsylvania untuk serangkaian kampanye di beberapa kota, adapaun Trump menghabiskan sepanjang harinya di sana sebelum kampanye pada larut malam di Grand Rapids, Michigan.
Media-media besar kemungkinan besar tidak akan mengumumkan pemenang pada Selasa malam, sebagaimana yang telah menjadi kebiasaan hingga 2020, mengingat ketatnya persaingan di negara-negara medan pertempuran.
Pemilihan Presiden Amerika ditentukan 538 suara elektoral
Negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran dianggap sangat penting karena AS tidak memilih presidennya secara langsung. Sebaliknya, proses pemilu berlangsung melalui Electoral College atau Suara Elektoral, di mana 538 perwakilan memberikan suara mereka sesuai dengan hasil di negara bagian yang mereka wakili.
Untuk untuk bisa terpilih sebagai presiden, seorang calon presiden harus memperoleh 270 suara elektoral.
Jumlah suara elektoral di Pilpres AS dialokasikan ke negara bagian berdasarkan jumlah penduduknya, dan sebagian besar negara bagian memberikan semua suaranya kepada kandidat mana pun yang memenangkan negara bagian dalam pemungutan suara umum.
Namun, hal itu tidak berlaku di Nebraska dan Maine, yang mengalokasikan suara mereka berdasarkan hasil di distrik kongres, serta pemenang suara terbanyak di negara bagian tersebut.
Pilihan Editor: Hamas: Pemilu AS tidak Berpengaruh pada Gaza