Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Polemik Penyebab Kematian Jeffrey Epstein

Dugaan pembunuhan kembali diungkap ahli patologi forensik yang disewa keluarga Epstein.

1 November 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NEW YORK - Delapan puluh hari setelah ditemukan tewas, Jeffrey Epstein kembali menjadi perhatian publik. Seorang ahli patologi forensik yang disewa oleh saudara laki-laki Jeffrey Epstein, Mark, menyatakan bukti menunjukkan bahwa pelaku kejahatan seksual yang tengah menanti sidang di New York, Amerika Serikat, itu tewas dibunuh, bukan gantung diri seperti yang dilaporkan otoritas setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya pikir bukti menunjukkan terjadinya pembunuhan, bukan bunuh diri," kata Michael Baden, mantan pemeriksa medis New York City, kepada Fox News, pada Rabu waktu setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baden, yang hadir dalam autopsi pada 11 Agustus lalu, mengatakan Epstein menderita beberapa patah tulang di lehernya. Menurut dia, cedera ini lebih konsisten disebabkan oleh pencekikan ketimbang gantung diri. Epstein, yang ditemukan tewas pada 10 Agustus di penjara New York City di Manhattan, mengalami tiga patah tulang di sisi kiri dan kanan laringnya.

Dalam kesempatan terpisah, Baden, 85 tahun, mengatakan kepada The Miami Herald bahwa jarang ada tulang leher yang patah, apalagi beberapa tulang, dalam gantung diri. "Hal ini terjadi jauh lebih sering dalam kasus pencekikan," ujar Baden, yang menambahkan ada perdarahan di mata Epstein, yang juga lebih umum terjadi dalam pencekikan.

Baden, yang pernah turut dalam penyelidikan kematian Presiden John F. Kennedy, juga menggambarkan sel penjara Epstein, tali yang diduga digunakannya untuk gantung diri, dan kecurigaannya sendiri bahwa pemerintah federal belum melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap penyebab dan cara kematian Epstein.

"Kakaknya, Mark, tidak berpikir itu bunuh diri. Dia khawatir itu mungkin pembunuhan. Sekarang sudah 80 hari, dan jika sebenarnya ini pembunuhan, orang lain mungkin berada dalam bahaya," Baden menambahkan.

Namun pernyataan Baden dibantah kepala pemeriksa medis New York City, Barbara Sampson. Ia menegaskan pihaknya berkukuh penyebab kematian ahli keuangan itu adalah gantung diri. "Investigasi kami menyimpulkan bahwa Epstein meninggal karena tergantung dan cara kematiannya adalah bunuh diri," kata Sampson.

"Kami terus berbagi informasi seputar penyelidikan medis dengan keluarga Tuan Epstein, perwakilan mereka, dan konsultan patologi mereka. Investigasi medis asli dilakukan secara menyeluruh dan lengkap. Tidak ada alasan bagi kantor kami untuk melakukan penyelidikan medis kedua."

Patah leher yang dialami Epstein pertama kali diungkap oleh The Washington Post setelah laporan autopsinya selesai. Kepala Koresponden Medis CNN, Sanjay Gupta, mengatakan pada Agustus lalu bahwa kasus kematian seperti Epstein lebih kecil kemungkinannya disebabkan karena pencekikan.

"Dalam pencekikan, sementara Anda dapat mematahkan tulang hyoid, kecil kemungkinannya untuk benar-benar mematahkan tulang di leher," kata Gupta. "Dengan menggantung, seseorang dapat mematahkan tulang hyoid dan tulang-tulang lainnya di leher."

Lawrence Kobilinsky, seorang profesor ilmu forensik di John Jay College of Criminal Justice, juga mengatakan tulang hyoid memiliki struktur yang lemah dan rapuh serta dapat patah melalui penggantungan. "Tulang hyoid yang retak tidak selalu mengindikasikan pembunuhan," ujar Kobilinsky.

Penentuan awal pemeriksa medis mengenai penyebab kematian Epstein datang hampir sepekan setelah multijutawan itu ditemukan tewas di selnya, tempat pria berusia 66 tahun itu sedang menunggu persidangan. Ia didakwa melakukan pelecehan seksual terhadap gadis di bawah umur dan menjalankan jaringan perdagangan seks anak-anak.

Sekitar dua minggu sebelum meninggal, Epstein dilaporkan mencoba bunuh diri dan diawasi tapi kemudian dibebaskan dari pengawasan tersebut. Kematiannya diselimuti misteri. Para penjaga yang seharusnya memeriksa Epstein tertidur beberapa jam sebelum kematiannya dan kamera video di luar selnya dilaporkan rusak.

Kematiannya memicu beberapa teori konspirasi. Sebagian besar berspekulasi bahwa ia dibunuh untuk menghentikannya mengungkapkan informasi tentang beberapa kenalannya yang kaya dan terkenal. Ia dikenal bergaul dengan selebritas yang tak terhitung jumlahnya selama bertahun-tahun, termasuk Pangeran Andrew dan Presiden Amerika Donald Trump.

Berbagai investigasi diluncurkan setelahnya. Kendati Jaksa Agung Amerika William Barr mengatakan ada "penyimpangan serius" di fasilitas tempat Epstein ditahan, ia menegaskan tidak punya alasan untuk meragukan kematian Epstein adalah bunuh diri. CNN | FOX NEWS | THE MIAMI HERALD | SITA PLANASARI AQUADINI


Polemik Penyebab Kematian Jeffrey Epstein

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus